Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 30 September diperingati masyarakat Kota Padang untuk mengenang sebuah tragedi kelabu. Pada 2009 pukul 17.15 WIB atau 14 tahun silam, Kota Padang diguncang gempa bumi di lepas pantai Sumatera Barat dengan kekuatan 7,6 skala Richter. Setidaknya ada 1.117 orang meninggal di tiga kota dan empat kabupaten di Sumatera Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengenang tragedi gempa tersebut, Pemerintah Kota Padang membangun sebuah monumen di Jalan Dipenogoro, Kota Padang. Setiap 30 September selalu diadakan kegiatan refleksi dan tabur bunga untuk mengenang para korban gempa bumi. Pada monumen tersebut tertulis nama-nama korban gempa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain Kota Padang, ada beberapa daerah di Sumatera Barat lainnya yang juga terdapat peringatan yang sama, seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat.
Data dari Satkorlak Penanggulangan Bancana menyebutkan bahwa dampak gempa ini sangat tragis dengan 1.117 orang meninggal. Selain itu, ada 1.214 orang yang mengalami luka berat, 1.688 orang dengan luka ringan, dan satu orang hilang akibat gempa ini. Lebih lanjut, sebanyak 135.448 rumah mengalami kerusakan berat, 65.380 rumah mengalami kerusakan sedang, dan 78.604 rumah mengalami kerusakan ringan.
Siaga ancaman gempa
Wali Kota Padang Hendri Septa menjelaskan, kegiatan di monumen tugu gempa Kota Padang ini untuk mengingat masyarakat agar terus siaga dengan ancaman gempa. “Masyarakat harus selalu siap siaga,” katanya usai acara peringatan gempa 30 September 2003.
Dia menjelaskan, masyarakat Kota Padang kini sudah siaga menghadapi bencana. Hal itu terlihat pascagempa 25 April 2023 yang mengguncang Padang. Semua masyarakat sudah mulai bisa mencari wilayah aman gempa.
Selain itu, gedung-gedung di Kota Padang sudah melakukan uji layak gempa. Hal itu dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Jumlah lantai di Kota Padang juga diatur, salah satu yang sudah layak adalah Hotel Ibis. “Semua gedung-gedung di Kota Padang sudah melalui uji SNI dan aman gempa,” ucapnya.
FACHRI HAMZAH