Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lahan pertanian seluas 4.200 hektar di Kota Padang terancam mengalami kekeringan akibat kemarau panjang yang melanda sejak awal Juli 2024. Dinas Pertanian Kota Padang menghimbau warganya untuk melakukan penghematan pemakaian air, terutama bagi petani yang lahan pertaniannya mulai mengering.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bagi petani yang lahan pertaniannya mulai mengering, mulai saat ini lakukan penghematan air," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yoice juga mengingatkan pentingnya mengoptimalkan penggunaan irigasi tanpa pemborosan. Selain itu, pemakaian pompa air diharapkan bisa membantu mengairi lahan yang membutuhkan. "Gunakan air seperlunya saja," ujarnya.
Pada masa cuaca panas ini, sebagian besar lahan persawahan di Padang baru saja selesai panen, sehingga petani memerlukan air untuk mengolah tanah.
Yoice menyarankan penggunaan pupuk kimia yang dicampur dengan pupuk organik agar tanah tetap gembur dan tidak keras. "Lakukan pemupukan menggunakan pupuk kimia yang dicampur dengan pupuk organik, dengan begitu nantinya tanah akan gembur dan tidak keras," kata dia.
Dia juga menekankan pentingnya mengembalikan jerami ke lahan sawah untuk menjaga kesuburan tanah, bukan membakarnya.
Jika cuaca panas terus berlanjut, ia mengajak petani untuk mempertimbangkan menanam sayuran atau tanaman lain yang lebih tahan kekeringan. "Tetapi, jika sepanjang air masih mencukupi, tetaplah menanam padi," katanya.
Dari pantauan tempo sejumlah sungai di Kota Padang mengalami kekeringan. Selain itu juga ada beberapa sawah yang mengalami kekeringan. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kota Padang melaporkan sejumlah kelurahan yang mengalami kekeringan. Sehingga PDAM bersama BPBD menyalurkan air bersih pada Minggu 28 Juli 2024.
Pilihan Editor: Pemerintah akan Bebaskan Bea Masuk Impor Alat dan Mesin Pertanian untuk Dukung Mekanisasi