Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selain suku Melayu, ada kelompok etnis lain di Asia Tenggara yang tersebar di beberapa negara. Mereka adalah Orang Bajau atau Suku Sama. Kelompok etnis ini banyak ditemukan di wilayah pesisir Indonesia, Malaysia, Filipina, bahkan Thailand
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun mereka tersebar di negara-negara tersebut dan mungkin mengadaptasi budaya lokal, tapi sebenarnya mereka memiliki identitas budaya yang sangat kuat. Mereka memiliki hubungan yang dalam dan tidak dapat dipisahkan dengan laut. Jadi meski hidup nomaden alias berpindah-pindah, tempat tinggal mereka tetaplah di laut. Itulah yang membuat mereka swering disebut sebagai gipsi laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah rumah panggung dari kayu didirikan di atas laut dan perahu kecil yang mengantarkan mereka ke mana pun pergi adalah dua bagian penting budaya Bajau. Mereka bahkan banyak tinggal di rumah perahu.
Sejarah Orang Bajau
Secara historis, masyarakat Bajau adalah nelayan laut dalam dan penyelam mutiara. Menurut Britannica, suku ini sebagian besar tinggal di bagian selatan Kepulauan Sulu, di barat daya Filipina, meskipun populasi yang besar juga tinggal di sepanjang pantai timur laut Kalimantan, terutama di negara bagian Sabah, Malaysia.
Permukiman Bajau yang lebih kecil juga tersebar luas di wilayah pesisir Filipina tengah dan utara, serta di seluruh pulau di Indonesia bagian timur, khususnya Sulawesi. Perkiraan awal abad ke-21, jumlah suku ini berkisar antara 500.000 dan 950.000.
Para penyelam bebas
Karena gaya hidup mereka yang unik, mereka memiliki adaptasi khusus yaitu kemampuan menahan napas di bawah air setidaknya selama lima menit. Kemampuan ini sangat sulit dicapai, bahkan bagi penyelam terbaik sekalipun. Namun bagi masyarakat Bajau, hal ini seolah terjadi secara alami.
Masyarakat Bajau dikenal secara global karena keterampilan menyelam bebasnya. Ketika orang lain menyelam ke dalam air dengan membawa alat bantu pernapasan, masyarakat Bajau dengan mudah melakukan penyelaman bebas, mencari ikan, hewan laut lainnya, atau mutiara laut dalam.
Dampak perubahan lingkungan
Perubahan lingkungan seperti kenaikan suhu dan pencemaran yang berdampak langsung pada biota laut berdampak besar pada masyarakat Bajau. Sebab, laut adalah kehidupan mereka.
Tidak hanya itu, modernisasi juga terasa dalam praktik nomaden dan tradisional. Dengan fasilitas modern, lebih mudah untuk meninggalkan cara hidup tradisional dan beralih ke cara hidup modern. Namun Orang Bajau terus beradaptasi dan menjaga tradisi tetap hidup.
TIMES OF INDIA | BRITANNICA