Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Diceritakan Bayu Skak, banyak netizen mencibir keputusan dia menggunakan dialog bahasa Jawa.
Baca: Yowis Ben Kalahkan Dilan 1990 di IMDB, Ini Komentar Bayu Skak
“Seorang netizen memaki, 'Film Yowis Ben menggunakan bahasa Jawa, yang menonton orang rendahan dan TKI doang. Duh, rumah menjadi sepi karena pembantu dan sopir menonton film Yowis Ben.' Membaca komentar ini saya sedih sekali,” ujar Bayu.
Untungnya, menurut Bayu, tak semua mencela. Ada juga komentar netizen yang menyatakan respek atas semangat Bayu melestarikan bahasa Jawa.
“Ada komentar netizen yang melegakan hati saya. Dia bilang, 'Aku senang, filmnya lucu dan aku bisa menikmati meski bukan orang Jawa',” katanya.
Komentar positif tersebut membuat Bayu bersemangat mempromosikan filmnya. Senin, 12 Maret lalu, Bayu kembali ke Malang untuk mengajak masyarakat menonton lagi Yowis Ben.
Bayu bersama tim mengunjungi bioskop Dinoyo, Malang Town Square, Plaza Dieng, dan Malang Plaza. Bintang film Hangout ini optimistis, Yowis Ben mampu menembus sejuta penonton. Andainya tidak, ia tetap bersyukur dan mendedikasikan kesuksesan ini untuk orang tua.
Tak henti di situ, Bayu dan timnya kini sedang menggagas sekuel Yowis Ben. "Misi utama film ini sebenarnya mengajak generasi muda bangga serta melestarikan bahasa daerah, di samping berbahasa Indonesia dan menguasai bahasa asing. Jangan lupa pada budaya sendiri,” tuturnya Bayu Skak.
TABLOIDBINTANG.COM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini