Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Pameran Terbaru Seniman AD Pirous Masih Berlangsung di Rumahnya

Tanpa karya lukisan, menurut Jorghi pada pameran itu juga ditampilkan karya seni grafis AD Pirous sebelum bergabung di Decenta.

17 April 2024 | 17.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rektor ITB Reini Wirahadikusumah saat menyampaikan pidato pelepasan jenazah AD Pirous di Aula Timur ITB, Bandung, Jawa Barat, 17 April 2024. AD Pirous, Guru Besar Emeritus FSRD ITB dan salah satu maestro seni rupa modern di Indonesia wafat pada 16 April 2024 dalam usia 92 tahun. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Seniman Abdul Djalil atau AD Pirous, 92 tahun, tengah menggelar pameran karya di rumahnya sebelum wafat Selasa malam 16 April 2024 di Bandung. Pameran bertajuk Seni yang Menjangkau di Serambi Pirous, Jalan Bukit Pakar Timur II nomor 111 Bandung itu berlangsung dari November 2023. “Sampai sekarang masih berlangsung kemungkinan diperpanjang hingga Mei,” kata Jorghi Saputra, Project Manager Serambi Pirous, Rabu 17 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AD Pirous meninggal pada Selasa malam, 16 April 2024 di RS Santo Borromeus Bandung. Ia adalah dekan pertama di Fakultas Seni Rupa dan Desain FSRD Institut Teknologi Bandung pada 1984-1990. Ia juga mendirikan program studi Desain Komunikasi Visual pertama di Indonesia.

Seni Grafis Karya AD Pirous

Pada pameran di Serambi Pirous, AD Pirous menampilkan 31 karya grafisnya yang berteknik cetak saring hasil pembuatan di era 1970 - 1980-an. Semasa itu ia tengah aktif berkarya bersama seniman lain yang menjadi anggota kelompok Design Center Association yang disingkat Decenta. Menurut Jorghi, pameran itu juga sekaligus memperingati 50 tahun Decenta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengunjung pameran karya A.D. Pirous di galeri sekaligus rumah dan studio seni. (Dok.Serambi Pirous).

Biro desain berbentuk perusahaan terbatas itu didirikan pada 1973 oleh AD Pirous, Gregorius Sidharta, Adrian Palar, Sunaryo, T. Sutanto dan Priyanto Sunarto. Selain karya grafis, dipajang pula tulisan tentang visi Pirous mengenai seni yang menjadi motivasinya dalam berkarya. Tanpa karya lukisan, menurut Jorghi pada pameran itu juga ditampilkan karya seni grafis AD Pirous sebelum bergabung di Decenta.

Selain itu bagi pengunjung khusus yang berminat mengoleksi karya AD Pirous ada sesi dan ruang pamernya tersendiri. Pada edisi Ramadhan-Syawal itu ada beberapa karya grafis cetak saring dan lukisan terpilih dari koleksi pribadi AD Pirous. Karyanya menampilkan figurasi dari alam sekitar, simbol, batu, hingga abstraksi ayat suci berupa kaligrafi dan non kaligrafi. Koleksi itu menggambarkan gairah berkesenian AD Pirous dalam menghargai hidup, bersyukur pada alam, dan keagungan Tuhan.

Pameran Seni yang Menjangkau menampilkan 31 karya seni grafis A.D. Pirous. (Dok.Serambi Pirous)

Dalam empat tahun terakhir misalnya, Serambi Pirous yang merupakan galeri pribadi secara rutin dan berkala menggelar pameran. Karyanya selain buatan A.D.Pirous dan istri, Erna Garnasih yang pelukis, juga dari seniman lain. Menyukai seni sejak sekolah, Pirous memutuskan untuk merantau ke Bandung pada 1955 untuk kuliah di jurusan Pendidikan Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung hingga lulus 1964.

Belajar Printmaking dan Desain Grafis

Sambil juga mengajar, lelaki kelahiran Meulaboh, Aceh pada 11 Maret 1932 itu kemudian melanjutkan studi tentang printmaking dan desain grafis di Rochester Institute of Technology, Rochester New York, Amerika Serikat pada 1969. Sekembalinya ke Bandung, Pirous menjadi Kepala Studio Desain Grafis Jurusan Desain ITB pada 1972. Saat itu juga dia menginisiasi Pasar Seni ITB yang berlangsung beberapa kali.

Perwakilan keluarga menyampaikan pidato saat pelepasan jenazah AD Pirous di Aula Timur ITB, Bandung, Jawa Barat, 17 April 2024. AD Pirous, Guru Besar Emeritus FSRD ITB dan salah satu maestro seni rupa modern di Indonesia wafat pada 16 April 2024 dalam usia 92 tahun. TEMPO/Prima Mulia

Beberapa penghargaan bagi AD Pirous seperti karya cetak terbaik dalam Art Show Naples, New York, Amerika Serikat, 1970. Kemudian lukisan terbaik dalam Pameran Biennale I dan II Dewan Kesenian Jakarta pada 1974 dan 1976. Medali Perak dari Kementerian Luar Negeri Republik Korea, 1984, dan Anugerah Seni oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1985. Kemudian Satyalancana Kebudayaan oleh Presiden Republik Indonesia 2002, serta Habibie Award dalam Bidang Ilmu Kebudayaan 2015.

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus