Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Jejak Karya Seniman AD Pirous dan ITB Kehilangan Guru Besarnya

Ketika mengunjungi pameran besar seni tradisional Islam di Metropolitan Museum of Art, New York, AD Pirous terpana.

17 April 2024 | 08.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
AD Pirous. Foto: Instagram @dialogue_arts.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kiprah seniman Abdul Djalil atau AD Pirous, 92 tahun, yang wafat Selasa malam 16 April 2024 meninggalkan jejak yang panjang. Menurut Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) Andryanto Rikrik Kusmara, AD Pirous merupakan dekan pertama di FSRD ITB pada 1984-1990. “Kiprahnya di akademik dan kebudayaan Indonesia besar sekali,” katanya, Rabu, 17 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain ikut mendirikan FSRD ITB, Pirous mendirikan program studi Desain Komunikasi Visual pertama di Indonesia. Pirous menurut Rikrik ikut membesarkan kampus FSRD ITB, kiprah budayanya sampai ke Asia-Pasifik. Selain itu juga terlibat dalam pendirian Galeri Nasional dan Festival Istiqlal. “Beliau mengembangkan seni rupa bernafaskan Islam,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seniman kaligrafi Abdul Djalil atau AD Pirous meninggal di usia 92 tahun. Menurut kabar dari pihak keluarga secara tertulis, A.D. Pirous wafat di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung pada Selasa malam, 16 April 2024 sekitar pukul 20.00 WIB.

Jenazah disemayamkan di rumah duka Jalan Bukit Pakar Timur II nomor 111 Bandung. Rencana pemakaman pada Rabu, 17 April 2024 pukul 11.00 WIB di pemakaman keluarga di Taman Pemakaman Umum Cibarunai, Bandung. 

Sebelum dimakamkan, almarhum AD Pirous rencananya akan disalatkan di Masjid Salman ITB pada pukul 09.00 dan dilakukan upacara pelepasan di Aula Timur ITB pukul 10.00 WIB. AD Pirous meninggalkan istri yang juga pelukis, Erna Garnasih, dan tiga orang anak, Mida Meutia, Rihan Pirous, dan Iwan Meulia Pirous.

Profil dan Jejak Karya AD Pirous

Lelaki kelahiran Meulaboh, Aceh pada 11 Maret 1932, itu merupakan salah seorang tokoh seniman Indonesia dari ITB. Beliau setelah lulus menjadi dosen di almamaternya hingga purnabakti Guru Besar Emeritus Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. 

“Pimpinan ITB menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam dan mendoakan semoga Allah SWT mengampuni, merahmati, dan memberikan keselamatan kepada almarhum, dan keluarga yang ditinggalkan dapat ikhlas menerima kepulangan beliau,” kata Sekretaris ITB Widjaja Martokusumo lewat keterangan tertulis, Rabu 17 April 2024.

Sejak pensiun sebagai dosen di FSRD ITB pada 2002, AD Pirous total menjadi seniman. Anak kelima dari tujuh bersaudara keluarga Mouna Noor Muhammad dan Hamidah mendapat nama tambahan Pirous dari mendiang ayahnya. Sebab, saat ia lahir, di lengan kirinya terdapat tanda lahir berwarna biru seperti batu pirus. 

Awal Mula Jadi Seniman

Terkenal sebagai seniman kaligrafi, sentuhan pertama Pirous dengan seni kaligrafi terjadi pada 1970-an. Saat itu, ITB mengirim Pirous studi seni dan desain grafis di The Departemen of Arts Rochester Institute of Technology, Rochester, New York, Amerika. Semasa kuliah di Negeri Abang Sam, dia rajin mengunjungi museum dan galeri seni di sana. Ketika mengunjungi pameran besar seni tradisional Islam di Metropolitan Museum of Art, New York, Pirous terpana. Karya kaligrafi yang dipamerkan membuat dia teringat pada artefak kaligrafi Islam yang banyak tersebar di kampung halamannya di Aceh.

Dari situlah kemudian tercetus ide Pirous menggali kekayaan tradisi di kampungnya untuk melahirkan identitas seni rupa baru: melukis dengan corak kaligrafi. Sepulang dari Amerika pada 1970, Pirous melakukan penelitian kaligrafi Islam di situs, malam kuno, masjid, dan rumah tradisioal di Aceh. Sejak itu, ia mulai melukis kaligrafi.

Pada 1972, Pirous menggelar pameran tunggal bertajuk “Pameran Seni Lukis-Kaligrafi-Islami” di Jakarta. Dia memajang 20 karya lukisannya dengan corak kaligrafi. Boleh dibilang pameran ini merupakan pameran tunggal kaligrafi pertama di Indonesia. Dan pameran ini menjadi titik awal tumbuhnya seni lukis kaligrafi di Tanah Air.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus