Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Pantai Trikora Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, kembali dicemari tumpahan minyak hitam. Kejadian berulang ini belum bisa teratasi sampai sekarang, Senin, 3 Maret 2025. Masyarakat dan pegiat pariwisata memilih pasrah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejadian tumpahan minyak di pesisir laut kawasan Pantai Trikora itu awalnya viral di media sosial. Seorang warga mengabadikan momen pesisir laut tercemari minyak hitam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini minyak dekat pantai, pemerintah kasih tahu ini limbah, kalau kami ini minyak tumpah," ujar seorang pria dalam video tersebut sambil menunjukan dermaga pesisir yang lautnya bercampur minyak hitam.
Dalam video berdurasi 1 menit 30 detik itu juga diperlihatkan minyak hitam hampir mengelilingi dermaga tersebut. Minyak itu juga berbentuk lumpur hitam yang pekat.
Jenuh Melapor
Firdaus Pengiat Pariwisata Bintan Penyusuk membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, tumpahan minyak terjadi di sepanjang pesisir pantai Trikora.
"Tumpahannya tidak menyeluruh, tetapi menumpuk di beberapa tempat, ada juga yang sudah hilang karena tertutup sampah dan pasir air laut pasang," kata Firdaus kepada Tempo, Senin, 3 Maret 2025.
Firdaus melanjutkan, salah satu yang ditemukannya terdapat di pesisir pantai Desa Kampung Tanjung Keling, Malang Rapat, Gunung Kijang, Kabupaten Binta. Lokasi tersebut persis di tempat video tumpahan minyak yang viral. "Kami sudah menemukannya semenjak tiga hari yang lalu," katanya lagi.
Ia menjelaskan, kejadian tumpah minyak sudah sering terjadi di pesisir Bintan, bahkan sampai saat ini belum teratasi. "Saya mau laporkan kejadian ini juga sudah jenuh, tidak juga berhenti, makanya ada yang kesal tadi, viralkan videonya," kata dia.
Kejadian sama juga terjadi pada 2024, 2023 kata Firdaus, tetapi bagi masyarakat sudah menjadi hal biasa. "Kalau masyarakat sudah capek untuk membersihkan, sekarang masyarakat sudah pakai tenggok aja, bersih juga, nanti datang lagi sama saja bohong," kata Firdaus.
Dampaknya pada Pariwisata
Seperti kejadian sebelumnya, kata Firdaus, tumpahan minyak tentu berdampak kepada dunia pariwisata, apalagi kejadiannya sudah mencemari pesisir pantai. Wisatawan enggan untuk singgah.
"Gimana wisatawan mau berenang," ujarnya yang memiliki usaha tur antarpulau di Bintan.
Tak hanya berdampak pada pariwisata, kata Firdaus, kejadian ini juga mengganggu aktivitas nelayan yang sedang mencari udang di pesisir laut. Beberapa cara nelayan melaut mencari udang adalah dengan menyelam. Jika ada tumpahan minyak seperti ini, nelayan akan berlumur minyak hitam. "Bau minyak hitam ini juga bahaya bagi nelayan," kata Firdaus. Ia berharap masalah ini bisa diselesaikan.
Kejadian minyak hitam mencemari laut di Kabupaten Bintan sudah menjadi peristiwa tahunan. Biasanya minyak hitam mencemari laut pada musim angin utara. Tak hanya Bintan, pesisir laut Batam juga menjadi langganan kejadian serupa.
Pilihan Editor: Pantai Trikora, Ini Pantai Terpanjang di Bintan