Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Papua Nugini memiliki tiga bahasa resmi, yakni Tok Pisin, Hiri Motu, dan bahasa Inggris. Konstitusi Papua Nugini mengakui tiga bahasa tersebut sebagai bahasa nasional dari 820 bahasa daerah di sana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan di Papua Nugini terdapat sekitar 7.000 kelompok budaya, dan beberapa di antaranya belum pernah diidentifikasi. "Mereka mempraktikkan ritual kematian, pernikahan, pesta, dan upacara inisiasi yang rumit," kata Hari Suroto kepada Tempo, Selasa 27 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahasa Tok Pisin atau Pidgin (berasal dari kata tok atau 'talk' dalam bahasa Inggris dan pisin atau'pidgin') dalam sejarahnya, bermula dari masa kolonial Inggris, pada 1864 hingga 1912. Saat itu, para pekerja dari pulau-pulau Pasifik selatan yang berbicara dalam berbagai bahasa bekerja bersama-sama di perkebunan gula di Queensland, Australia.
Para pekerja saling bicara dengan bahasa masing-masing. Mereka mencoba berkomunikasi sehingga berkembang bahasa pidgin yang berbasis bahasa Inggris campuran kata-kata dari Portugis, Prancis, dan Jerman. Ketika para pekerja perkebunan kembali ke daerah asalnya, mereka membawa bahasa baru. Bahasa inilah yang kemudian dikenal sebagai bahasa Tok Pisin di Papua Nugini, bahasa Bislama di Vanuatu, dan bahasa Pijin di Kepulauan Solomon.
Bahasa Tok Pisin di Papua Nugini juga dikenal sebagai Pisin, Pidgin, Neomelanesian, New Guinea Pidgin English, dan Melanesian English. Sebagian besar warga Papua Nugini menggunakan bahasa Tok Pisin sebagai bahasa terpisah dari bahasa Inggris yang dianggap lebih tinggi derajatnya.
Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi pendidikan di Papua Nugini. Meski begitu, bahasa Tok Pisin masih banyak digunakan di pendidikan usia dini dan kejuruan yang dikelola oleh komunitas dan gereja. Saat ini anak-anak di Papua Nugini dapat memilih bahasa untuk digunakan dalam tiga tahun pertama pendidikan dasar. Dan banyak yang memilih menggunakan bahasa Tok Pisin.
Hari Suroto menjelaskan ada perbedaan dialek bahasa Tok Pisin antara penduduk Papua Nugini yang tinggal di dataran rendah, pegunungan, dan kepulauan. Cirinya, perbedaan tata bahasa dan kosa kata. Beberapa varietas menunjukkan lebih banyak pengaruh bahasa Inggris daripada yang lain.
Bahasa Tok Pisin dilafalkan dengan sederhana. Sekilas terdengar seperti bahasa Inggris yang lebih simpel. Berikut contoh beberapa kata atau kalimat dalam bahasa Tok Pisin:
Good day diucapkan dan ditulis dengan kata gude
Hello diucapkan dan ditulis halo
Goodbye dan see you later diucapkan dan ditulis gutbai, lukim yu behain
Thank you diucapkan dan ditulis tenkyu
Please diucapkan dan ditulis dengan kata plis
No diucapkan dan ditulis no ken, no gat
I am sorry, I am very sorry diucapkan dan ditulis mi sori, mi sori tumas