Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Laskar rempah yang tergabung dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah dengan menggunakan KRI Dewaruci tiba di Sabang, Aceh, Minggu 23 Juni 2024. Momen ini sekaligus menjadi nostalgia KRI Dewaruci, yang 70 tahun lalu menyambangi Teluk Sabang di Pulau Weh, Aceh, saat pelayaran pertamanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sesampainya di Sabang, para Laskar Rempah disambut oleh Penjabat Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi, Komandan Pangkalan TNI AL Kolonel Laut (P) Gita Muharram, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (PPK Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prosesi penyambutan dimeriahkan dengan upacara adat Peusijuek dan pertunjukan teatrikal Pasar Rempah Abad 17. Setelah itu para laksar diajak merasakan pengalaman rempah dalam kuliner dan budaya.
Penjabat Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan kehadiran para Laskar Rempah di Sabang, sebagai pengingat peran penting perdagangan rempah di Indonesia sejak masa lalu. Terutama di Sabang, yang berperan dalam perdagangan cengkeh dan rempah-rempah lain yang menjadi komoditi utama.
Penjabat Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi, saat menyambut KRI Dewaruci yang membawa Laskar Rempah bersandar di Dermaga CT-1, Sabang, Aceh, Minggu 23 Juni 2024. (Dok. Istimewa)
Selain itu, Sabang menjadi salah satu pelabuhan penting di Jalur Rempah yang menghubungkan Indonesia dengan Eropa dan Asia. Hampir 100 ribu kapal melintas di perairan Sabang. Pernah menjadi pusat karantina haji, Sabang juga menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dari berbagai negara untuk mengisi bahan bakar, persediaan air dan makanan, serta berdagang.
Tak hanya tentang perdagangan, Jalur Rempah di Sabang juga menjadi sarana akulturasi budaya dan peradaban. "Jadi tidak heran, jika kita lihat saat ini Kota Sabang begitu heterogen di mana berbagai suku ada di sini. Kota ini adalah kota yang kosmopolit, terbuka, kota yang disinggahi oleh berbagai suku bangsa,” kata Fahlevi, Minggu 23 Juni 2024, dalam keterangan tertulis.
Direktur Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti mengatakan Jalur Rempah menjadi kesempatan untuk menyebarluaskan informasi tentang potensi kekayaan Indonesia. Selain itu, sebagai rencana untuk mengusulkan Jalur Rempah sebagai jalur pelayaran dunia masuk dalam Tentative Lists UNESCO.
Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 mengajak para Laskar Rempah terpilih untuk menjelajahi kearifan lokal di tiap lokasi yang sarat dengan berbagai kekayaan budaya. Sebelum singgah di Sabang, Laska Rempah sebelumnya singgah di Dumai, Riau. Selama di Sabang mereka akan menelusuri jejak-jejak Jalur Rempah. Dari Sabang mereka akan melanjutkan pelayaran ke Malaka, Malaysia.
Pilihan editor: Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 Dimulai