Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Karimun, Ada Penanaman 1.000 Mangrove dan Festival Layangan

Penanaman mangrove pada puncak Hari Lingkungan Hidup Sedunia itu juga diikuti pemerintah setempat.

6 Juni 2023 | 21.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Beberapa intansi terkait melakukan penanaman pohon mangrove di pesisir Ambat Jaya, Tanjung Balai Karimun. TEMPO/Yogi Eka Sahputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Batam - Setiap 5 Juni 2023 diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Berbagai kalangan masyarakat merayakannya dengan acara menarik untuk mengingatkan mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Salah satunya dilakukan oleh masyarakat Karimun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masyarakat Kampung Ambat Jaya, Desa Pangke, Kabupaten Karimun meriahkan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 dengan acara menanam mangrove dan festival layang. Acara itu diinisiasi oleh Forum Peduli Kesejahteraan Lingkungan (FPKL) dan NGO Lingkungan Akar Bhumi Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Acara ini memberikan edukasi kepada masyarakat dan juga menghibur, kita berharap acara yang sama bisa rutin dilaksankan," kata Ketua FPKL Sahar Jemahat, Senin, 5 Juni 2023.

Menanam 1.000 pohon mangrove

Acara dimulai dengan penanaman 1.000 pohon mangrove pada sore hari. Sebelumnya masyakarat Kampung Ambat Jaya sudah beberapa hari berjibaku menanam mangrove di pesisir laut mereka.

"Pada hari puncak ini, tinggal 200 bibit lagi yang kita belum tanam, nanti secara bersamaan kita tanam," kata Hendrik Hermawan, Founder Akar Bhumi Indoensia.

Adapun 800 bibit sebelumnya sudah ditanam bersama oleh anggota Akar Bhumi dan masyarakat setempat. "Lumpur di pesisir ini sangat tebal, jadi kita cukup kesulitan menanam, tetapi itu bisa teratasi," kata Hendrik.

Penanaman mangrove pada puncak Hari Lingkungan Hidup Sedunia itu juga diikuti pemerintah setempat. Pesisir Ambat Jaya dipilih karena lokasi ini mengalami pendangkalan pasisir laut akibat sendimentasi reklamasi perusahaan di sekitar kawasan.

"Kita optimis setelah ini ditanam, pesisir laut kampung ini akan kembali membaik, karena akar mangrove akan mengikat lumpur itu untuk jadi daratan yang keras," ujar Ketua Akar Bhumi Indonesia Sony. 

Festival Layangan

Setelah melakukan penanaman, masyarakat juga menghadiri festival layangan pada sore harinya. Festival dipusatkan di pantai yang tidak jauh dari Ambat Jaya.

Acara layangan ini diinisiasi oleh Perkumpulan Layangan Seluruh Indonesia (Pelangi) yang dikuti para pecinta layangan Indonesia dan Malaysia. Masyarakat sangat antusias mengikuti festival layangan tersebut.

Suasana festival layangan di Pantai Ambat Jaya, Tanjung Balai Karimun. TEMPO/Yogi Eka Sahputra

Datok Abdul Hamid, pecinta layangan asal Malaysia mengaku senang bisa ikut festival layangan di Karimun. Ini acara layangan kedua yang diikutinya di Indonesia.

Menurut dia, festival layangan ini bisa menghibur masyarakat pesisir sekitar lokasi acara sekaligus menggerakkan ekonomi usaha masyarakat. "Karena festival ini masyarakat bisa jualan," ujarnya. 

Selain itu, festival layangan menjadi ajang untuk menjalin tali silaturahmi pecinta layangan yang ada di Indonesia dan Malaysia serta organisasi yang ikut dalam acara peringati Hari Lingkungan Sedunia. "Saya sangat senang, bisa ikut acara ini, kami intinya hanya support acara penanaman mangrove (dalam rangka hari lingkungan) dengan cara bermain layangan," kata pria yang biasa disapa Norman itu. 

Setidaknya Norman membawa 12 buah layangan berukuran besar dalam festival tersebut. Selama tiga hari layangan itu dicoba dinaikan di pesisir Pantai Ambat Jaya.

"Kemarin angin kuat, sekarang sayangnya hanya bisa naik dua layangan, karena angin tidak terlalu kencang," kata Norman. 

Salah seorang warga kampung Ambat Jaya, Gita mengaku senang ada acara seperti ini. Sebab, jarang sekali acara festival di Karimun apalagi memperingati Hari Lingkungan. "Acara seperti ini harus rutin dilaksanakan," kata dia.

Setelah acara festival layangan, peringatan Hari Lingkungan ini dilanjutkan dengan diskusi terbuka bertema "Tantangan Lestarikan Mangrove di Kepulauan Riau" pada malam harinya. Acara berlangsung di alam terbuka di kawasan hutan mangrove.

Berbagai pihak hadir sebagai narasumber, mulai dari Penegak Hukum KLHK, DLH Karimun, Perwakilan PSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan Karimun hingga masyarakat setempat. Keluhan masyarakat terkait lingkungan juga menjadi pembicaraan dalam diskusi.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus