Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Irlandia, Sinead O’Connor meninggal pada Rabu, 26 Juli 2023 dalam usia 56 tahun. Kabar kepergian sosok yang memutuskan jadi mualaf pada 2018 itu disampaikan pihak keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan sangat sedih kami mengumumkan Sinead yang kami cintai meninggal,” kata pihak keluarga kepada stasiun televisi Irlandia, RTE.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sinead O’Connor dikenal sebagai penyanyi rock-pop yang mendominasi era 1990-an. Dikutip dari allmusic.com, namanya populer setelah merilis single bertajuk “Nothing Compares 2 U”. Penampilan Sinnead menyita perhatian publik. Gaya nyentrik dengan kepala plontos, Sinead seolah berusaha mengubah stereotip perempuan yang tidak selalu berpenampilan feminim.
Sinead O’Connor ymemutuskan menjadi mualaf, memeluk agama Islam pada 2018 lalu. Keputusan tersebut diumumkan penyanyi yang juga aktivis ini melalui akun Twitter pribadinya. Saat itu Sinead mengganti namanya menjaga Shuhada David dan memajang foto mengenakan hijab.
“Ini adalah pengumuman bahwa saya bangga menjadi seorang muslim. Kesimpulan ini saya ambil secara alami lewat perjalanan teologi yang cerdas,” tulisnya.
Sinead O’Connor juga mengunggah video tengah melantunkan azan. Dia meminta maaf jika ada kata-kata yang salah karena saat mencoba melantunkan azan dia mengaku emosional. Sinead O’Connor juga mengucapkan terima kasih kepada sahabatnya, Elaine, yang telah menghadiahinya sebuah hijab.
“Ini hijab pertama saya, dan saya merasa nyaman mengenakannya,” tulis Sinead O’Connor.
Sinead O’Connor mengganti namanya dari Shuhada David menjadi Shuhada Sadaqat pada 2019. Dalam bahasa Arab, Suhada dalam bahasa Arab berarti saksi dan kata Sadaqat dalam bahasa Urdu bermakna kebenaran. Keputusannya memeluk Islam, menurutnya, membuat ia merasa seperti kembali ke rumah setelah sekian lama ditinggalkannya.
Dalam Dave Fanning Show 2FM, Sinead pernah menceritakan tentang keputusannya memilih Islam. Dia mengaku, secara harfiah dirinya telah menjadi mahasiswa teologi sejak berusia sekitar tujuh tahun. Perempuan kelahiran 8 Desember 1966 ini sebelumnya merupakan pemeluk Katolik Roma. Namun, dia tak pernah terpikir untuk memeluk agama.
“Saya telah menjadi mahasiswa teologi sejak saya berusia sekitar tujuh tahun secara harfiah. Saya tidak pernah berpikir saya akan memilih satu agama,” tuturnya.
Setelah banyak belajar, Sinead menyadari selama ini dirinya memiliki cara berpikir sebagai Muslim. Ia pun berupaya menghilangkan stigma buruk tentang Islam. “Saya ingin membantu menghancurkan beberapa stigma seputar Islam. Jadi itu sebabnya saya sangat terbuka tentang hal itu,” katanya.