Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Pesona Refleksi Cahaya dan Fosil Hewan Laut di Gua Batu Cermin Labuan Bajo

Gua Batu Cermin punya pesona tersendiri dan unik sehingga layak disebut batu cermin.

26 Juni 2021 | 07.04 WIB

Goa Batu Cermin di Labuan Bajo. Shutterstock
Perbesar
Goa Batu Cermin di Labuan Bajo. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Alam Labuan Bajo seolah tak pernah kehabisan pesonanya. Ragam bentang alamnya memiliki keunikan yang selalu menarik wisatawan, seperti Gua Batu Cermin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Gua Batu Cermin cukup mudah dijangkau dari pusat kota Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Hanya 20 menit berkendara. Selanjutnya, pengunjung bisa berjalan kaki melewati hutan bambu sejauh beberapa ratus meter sebelum tiba di gua tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ketua Destinasi Wisata Gua Batu Cermin Jhon Sunggan mengatakan gua ini pernah diteliti oleh seorang misionaris yang juga arkeolog dari Belanda, Theodore Verhoven pada 1951. Dari temuan tersebut, Theodore Verhoven berpendapat bahwa Pulau Flores dulunya adalah dasar laut.

"Hal itu berdasarkan temuan koral serta fosil satwa laut yang menempel di dinding gua," kata John, Jumat, 25 Juni 2021.

Di dalam gua, memang tampak dinding dan langit-langit gua yang berisi fosil ikan, kura-kura dan terumbu karang. "Ini menjadi salah satu daya tarik gua yang selalu dipamerkan kepada wisatawan," kata John.

Selain itu, wisatawan selalu terpesona melihat stalaktit yang menghunjam dari langit gua serta stalakmit yang mencuat dari lantai gua. Stalaktit adalah jenis speleothem yang menggantung dari langit-langit gua. Ia termasuk batu tetes, terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat dan mineral lainnya yang terendapkan pada larutan mineral. Sedangkan stalakmit adalah pembentukan goa secara vertikal. Stalakmit terbentuk dari kumpulan kalsit yang berasal dari air yang menetes.

Namun bukan daya tarik itu saja. Gua Batu Cermin punya pesona lain sehingga layak disebut batu cermin.

Saat makin masuk ke dalam gua, ada ruang sempit dengan lubang di langit gua. Saat siang hari, cahaya matahari menerobos masuk melalui lubang-lubang itu.

Cahaya yang memantul di dinding gua kemudian memantul kembali ke area lain dalam gua sehingga batu gua berperan bak cermin. Refleksi cahaya pun membuat permukaan batu mengkilat, bahkan berwarna keemasan hingga kehijauan.

"Fenomena alam itu yang membuat warga setempat menyebutnya sebagai Gua Batu Cermin," kata John.

Kini kawasan masuk ke Gua Batu Cermin telah didandani dengan berbagai fasilitas penunjang untuk memanjakan wisatawan. Terlebih, gua tersebut berada di Labuan Bajo yang merupakan destinasi wisata super prioritas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus