Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Petinju Imane Khelif Alami Diskriminasi Gender, Selebritas Tanah Air Ikut Panaskan Suasana

Nama Uus dan Jenny Jusuf terseret polemik gender terkait petinju Imane Khelif. Keduanya mendapat sorotan di media sosial usai menyebut Khelif pria.

15 Agustus 2024 | 14.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dugaan pelecehan dan ujaran kebencian yang mempersoalkan identitas gender petinju Aljazair, Imane Khelif, tak hanya dilakukan oleh tokoh publik internasional. Sejumlah selebritas Tanah Air turut mengomentari isu tersebut melalui akun media sosial mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama komika, Uus dan penulis naskah, Jenny Jusuf mencuat sebagai pihak yang ikut memanaskan suasana. Sejak kontroversi gender Khelif ramai dibicarakan di media sosial, keduanya turut mengkritik juara Olimpiade Paris 2024 itu sebagai seorang laki-laki biologis. 

Cuitan Uus dan Jenny Jusuf Soal Imane Khelif

Melalui media sosial X pribadinya, @uusbiasaaja, komentar yang diunggah pada Kamis, 1 Agustus 2024 itu berbunyi, “Perempuan digebukin laki di ring tinju. Next level dari udahlah gausah ikut-ikut rumah tangga orang.” Sejak Uus mengunggah cuitan tersebut, ia banjir hujatan dari warganet yang menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk pelecehan gender terhadap Khelif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak berhenti di situ, Uus kembali memperkuat opininya dengan membagikan cuitan dari pengguna X lain yang menyebut Khelif sebagai pria biologis. “Pria biologis Aljazair Imane Khelif telah mengalahkan Angela Carini dari Italia setelah hanya 45 detik dalam babak penyisihan tinju kelas 66 kg di #Olimpiade. Sungguh memalukan! Bagaimana dengan hak-hak atlet wanita biologis? Di mana semua feminis saat Anda membutuhkan mereka?,” tulis akun @vtchakarova. Dalam cuitan  tersebut, Uus menulis, “Halo feminis? Halooo... jangan pura-pura ga denger ya.”

Serupa dengan Uus, penulis naskah dan influencer Jenny Jusuf juga mengutarakan pendapatnya terkait isu ini. Melalui akun X pribadinya, @JennyJusuf, ia menyatakan dengan tegas bahwa Khelif adalah pria secara biologis. 

Ia bahkan menuliskan opininya tersebut secara ilmiah, “Laki-laki dengan DSD XY punya kromosom XY, kadar testosteron pria, dan sering dilabeli sebagai perempuan 'hiperandrogenisme’. Bisa (secara tidak sengaja) didentifikasi sebagai perempuan, tapi mereka sesungguhnya berjenis kelamin pria. He's not trans. He's BIOLOGICALLY MALE. (Dia bukan trans. Dia laki-laki secara biologis),” tulisnya.

Jenny menambahkan, meskipun Khelif diidentifikasi sebagai perempuan sejak lahir, ia tetap tidak seharusnya berkompetisi melawan perempuan dalam olimpiade. Menurut Jenny, Khelif adalah laki-laki secara biologis dan tidak adil jika ia bertanding melawan atlet perempuan. “Bukan salah dia atau Algeria. Ya tetap gak boleh kompetisi lawan perempuan, karena sejatinya dia LAKIK.”

Di tengah maraknya ujaran kebencian terhadap Khelif, ada pula dukungan dari selebritas Tanah Air yang membela sang petinju. Salah satunya adalah Salshadilla Juwita, putri penyanyi dangdut Iis Dahlia. 

Melalui akun X miliknya, @salshaindr, pada Sabtu, 10 Agustus 2024, ia menyindir pihak yang meragukan identitas gender Khelif. Salshadilla menulis, "Lu ngeliat nyokap gw kumisan gitu jantungan kali yak," ia merespon cuitan yang mempertanyakan kondisi fisik Khelif, yakni rambut di jari yang menurut akun tersebut adalah indikator gender.

Imane Khelif Tempuh Jalur Hukum atas Ujaran Kebencian dan Pelecehan

Sebelumnya, pada Jumat, 9 Agustus 2024, nama-nama besar seperti JK Rowling, Elon Musk, dan Donald Trump telah disebut dalam pengaduan pidana yang diajukan oleh Imane Khelif. Pengaduan tersebut diajukan ke otoritas Prancis atas dugaan pelecehan siber. 

Melansir dari laporan Variety, pengacara Khelif, Nabil Boudi, menjelaskan bahwa jaksa di Prancis memiliki semua keleluasaan untuk menyelidiki siapa pun yang terlibat, termasuk tokoh-tokoh publik di luar negeri. Boudi menambahkan bahwa meskipun gugatan diajukan di Prancis, cakupannya bisa meluas ke luar negeri. 

Ia juga menegaskan, bahwa pihak berwenang di Prancis siap bekerja sama dengan otoritas di negara lain. "Untuk memerangi ujaran kebencian daring memiliki kemungkinan untuk mengajukan permintaan bantuan hukum timbal balik dengan negara-negara lain," ujarnya.

Boudi kembali menekankan bahwa penyelidikan akan mencakup semua pihak yang dianggap terlibat, bahkan mereka yang telah menghapus cuitan atau meminta maaf.  “Jadi jika kasusnya dibawa ke pengadilan, mereka akan diadili,” kata Boudi.

X | VARIETY

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus