Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ridwan Kamil dan istrinya, Atalia Praratya harus ucapkan selamat tinggal kepada Gedung Pakuan tempat tinggalnya selama menjabat Gubernur Jawa Barat. Pada 5 September 2023, akhir masa tugasnya, ia telah mengemas barang-barang pribadi mereka di rumah Dinas Gedung Pakuan yang terletak di Jalan Cicendo, Kota Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengemasan ini dilakukan sejak 29 Agustus 2023, menjelang berakhirnya masa jabatan Gubernur Jawa Barat pada 5 September 2023. Kegiatan Ridwan Kamil atau Kang Emil dan istrinya diunggah pada akun Tiktok @ridwankamil.official. Tertulis “Terima kasih, Jawa Barat,” pada caption video tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Antaranews, Kang Emil berterima kasih kepada seluruh warga Jawa Barat karena sudah memberi kepercayaan memimpin bersama Uu Ruzhanul Ulum selama lima tahun terakhir.
"Saya bersama istri beres-beres karena semua ada awal dan juga ada akhir, pernah datang dengan semangat di hari pertama dilantik dan di hari terakhir kita akan move on meninggalkan tempat yang selama lima tahun menjadi sumber energi, sumber semangat dalam sedih," tutur Ridwan Kamil di Bandung, Ahad, 3 September 2023.
"Terima kasih warga Jawa Barat, sudah memberikan restu dan semangatnya kepada kami untuk mengabdi, mudah-mudahan periode 2018-2023 akan diingat sebagai lima tahun yang luar biasa," lanjut Kang Emil.
Sejarah Gedung Pakuan
Gedung Pakuan yang juga dikenal sebagai Gubernuran adalah sebuah bangunan bersejarah yang menjadi rumah dinas resmi Gubernur Provinsi Jawa Barat. Dibangun pada 1864 berdasarkan perintah Gubernur Jenderal Ch.F. Pahud, awalnya bangunan ini berfungsi sebagai kediaman resmi Residen Priangan.
Dikutip dari Greater Bandung, pembangunan Gedung Pakuan dimulai pada 1864 dan selesai tiga tahun kemudian pada 1867. Proses pembangunannya melibatkan anggota Genie Militair Belanda dan dibantu oleh R.A. Wiranatakusumah, seorang pejabat Bupati Bandung saat itu.
Gedung Pakuan dirancang dengan gaya arsitektur Indische Empire Stijl yang anggun monumental, yang sangat disukai oleh Jenderal Herman Willem Daendels. Bangunan ini terletak di ujung Jalan Residen, yang sekarang dikenal sebagai Jalan Otista di Bandung.
Selama masa penjajahan Belanda, Gedung Pakuan digunakan sebagai tempat pengungsian Gubernur Jenderal A.W.L Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dari Batavia pada Maret 1942. Setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini digunakan sebagai rumah dinas Wali Negara Pasundan, R.A.A. Wiranatakusumah, pada 1948. Pada 1950, Gedung Pakuan menjadi rumah dinas Gubernur Jawa Barat, Mas Sewaka.
Menjadi Lokasi Peristiwa Penting
Selain menjadi bangunan bersejarah, Gedung Pakuan juga menjadi saksi berbagai peristiwa penting. Saat Konferensi Asia-Afrika (KAA) diadakan di Bandung pada tahun 1955, beberapa tokoh politik internasional seperti Perdana Menteri Burma U Nu, Presiden Mesir Gamal Abdul Naser, dan Jaksa Agung Amerika Serikat hadir dan beristirahat di gedung ini.
Gedung Pakuan juga pernah menjadi tempat persinggahan bagi tokoh luar negeri terkenal seperti Perdana Menteri Perancis Georgeos Clemenceau pada tahun 1921, serta selebritas terkenal seperti Charlie Chaplin dan Mary Picford pada tahun 1927. Bahkan, Raja Siam Somdet Phra Paramendr Maha Chulalonkorn juga pernah berkunjung ke gedung ini pada tahun 1901.
Pada tahun 1990, Gedung Pakuan menjalani pemugaran dengan biaya lebih dari satu miliar rupiah sesuai dengan harapan Pangeran Bernhard. Bangunan ini juga menjadi tempat jamuan makan siang bagi para kepala negara dan delegasi negara-negara Asia dan Afrika pada peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika pada tahun 2005.