Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penghargaan Lifetime Achievement Award FFI 2022 diberikan kepada Rima Melati dalam Malam Anugerah Piala Citra Indonesia di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, pada Selasa, 22 November 2022.
Penghargaan tersebut diberikan melalui sang putri, Henneke Adinda Tumbuan bersama saudaranya Aditya Tumbuan dan iparnya Marisa Tumbuan. Penghargaan ini memang layak diberikan kepada Rima Melati lantaran kontribusinya dalam dunia perfilman Indonesia yang sangat besar, meskipun ia didiagnosa mengalami kanker.
Penghargaan FFI 2022 yang diberikan kepada Rima Melati tersebut dibacakan Najwa Shihab. Saat membacakan penghargaan seumur hidup ini, Najwa juga menyebutkan jasa Rima Melati dalam perfilman tanah air.
"Pada 1990, Rima Melati membangun Yayasan Perintis yang ditujukan bagi kesejahteraan aktris perintis era 1940-1950-an. Yayasan ini dibangun untuk membantu aktris yang mengalami kekurangan hidup," ucap Najwa Shihab.
Baca: Rima Melati Penghargaan Lifetime Achievement di FFI 2022, Widyawati: Seharusnya terima 10 Tahun Lalu
Profil Rima Melati
Rima Melati sudah terjun dalam dunia film sejak 1961. Ia memulai debut aktingnya sebagai pemeran utama dalam film Kasih Tak Sampai. Selama dua tahun selanjutnya, ia berakting dalam sepuluh film, salah satunya Violetta (1962). Selain film, ia pernah tampil beberapa kali di stasiun televisi nasional, TVRI. Meskipun ia sempat vakum selama beberapa tahun, tetapi setelah menikah dengan Ir. Herwindo, pada 1969, Rima Melati kembali ke layar dengan berperan dalam film Laki-Laki Tak Bernama. Selama dua puluh tahun berikutnya ia tampil lebih dari tujuh puluh film, di antaranya Wadjah Seorang Laki-Laki (1971), Lewat Tengah Malam (1971), dan Max Havelaar (1975).
Berkat kegigihannya berperan dalam banyak film, Rima pun menerima penghargaan Piala Citra pada Festival Film Indonesia 1973 dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film Intan Berduri. Selain itu, ia juga pernah masuk dalam nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terbaik, salah satunya dalam Kupu-Kupu Putih (1984). Pada Festival Film Asia Pasifik ke-50, Rima juga meraih penghargaan Best Supporting Actress dalam film Ungu Violet.
Penghargaan tersebut ia dapatkan dengan semangat juang yang tinggi, meskipun Rima didiagnosa kanker payudara stadium 3B pada 1989 ketika berusia 45 tahun. Dokter pun menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan payudara.
Namun, menjelang operasi, ia mendapatkan kabar tentang pengangkatan kanker payudara tanpa harus memotong payudara di Belanda sehingga ia memilih metode tersebut dan berjalan sukses. Rima pun mengubah pola hidupnya sampai akhirnya dinyatakan sembuh.
Perjuangannya melawan kanker ini pun mendapatkan apresiasi dari WHO berupa Award No Tobacco Day, seperti dikutip p2k.unkris.ac.id. Setelah sembuh dari kanker, ia masih tetap berkarya sampai mengembuskan napas terakhirnya pada 23 Juni 2022.
Dengan demikian, memang layak Rima mendapatkan penghargaan Life Achievement Award FFI 2022 berkat dedikasinya selama ini dalam membesarkan dunia perfilman Indonesia. Rasa haru dan bangga pun terlihat di wajah Ai Tumbuan ketika memegang Piala Citra atas nama Rima Melati.
"Begitu besar kontribusi almarhumah terhadap dunia film Indonesia. Rima Melati adalah pejuang perempuan bagi dunia perfilman Tanah Air," ujar Ai Tumbuan.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca juga: Rima Melati Meninggal Dunia Penyintas Kanker Payudara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini