Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Sejarah Candi Borobudur, Jadi Salah Satu Warisan Dunia

Candi Borobudur sudah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO sejak 13 Desember 1991. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

2 Desember 2024 | 16.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan berharga dari leluhur yang menjadi kebanggaan Indonesia. Candi yang dibangun pada masa Dinasti Syailendra ini bahkan sudah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO sejak 13 Desember 1991.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Candi yang didirikan di atas bukit dengan ketinggian 265 mdpl ini dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan Pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di dekat aliran Sungai Progo dan Elo. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lantas, bagaimana sejarah Candi Borobudur dan kapan Borobudur dibangun? Berikut informasinya.

Sejarah Singkat Candi Borobudur

Mengutip buku Selayang Pandang Candi Borobudur terbitan Balai Konservasi Borobudur, J.G. de Casparis menyebutkan bahwa berdasarkan interpretasi prasasti Karang Tengah (tahun 824 M) dan prasasti Sri Kahulunan (842 M), Candi Borobudur didirikan oleh Raja Samaratungga yang memerintah antara tahun 782 hingga 812 Masehi pada era dinasti Syailendra. 

Dinasti ini membangun Candi Borobudur, sebagai warisan Buddha terbesar di dunia, sekitar tahun 780 hingga 840 Masehi.

Candi Borobudur dibangun untuk menghormati agama Buddha Mahayana, yang tercermin dari relief-relief pada dinding candi yang menggambarkan ajaran Mahayana. 

Candi ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan dan ziarah, memberi petunjuk bagi manusia untuk menjauhkan diri dari keinginan duniawi dan mencari pencerahan serta kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.

Candi Borobudur ditemukan kembali pada tahun 1814 ketika Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris, melakukan kegiatan di Semarang. Saat itu, Raffles mendengar kabar adanya susunan batu bergambar di wilayah Kedu dan mengutus Cornelius untuk membersihkannya. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Residen Kedu, Hartman, pada tahun 1835.

Selain membersihkan, Hartman juga meneliti bagian stupa puncak candi, namun hasil penelitiannya tidak dipublikasikan. Pendokumentasian berupa gambar bangunan dan relief dilakukan oleh Wilsen selama empat tahun sejak 1849, sementara dokumentasi foto dibuat oleh Van Kinsbergen pada tahun 1873.

Candi Borobudur mengandung pesan-pesan luhur yang tergambar melalui relief cerita yang dipahat pada dinding dan pagar candi. Candi ini memiliki 1.460 panel relief cerita yang tersusun dalam 11 baris mengelilingi bangunan, serta 1.212 panel relief dekoratif. Pembacaan relief dilakukan secara pradaksina, yaitu mengelilingi candi searah jarum jam.

Berapa Lama Candi Borobudur Dibangun? 

Menurut J. Dumarcay, pembangunan Candi Borobudur melalui lima tahap, yaitu:

1. Tahap I

Sekitar tahun 780 M, candi dibangun dengan tiga teras dan sebuah struktur kecil di atasnya yang menyerupai piramida. Struktur kecil ini kemudian dihancurkan.

2. Tahap II

Pada sekitar tahun 792 M, pondasi diperluas dan beberapa teras tambahan dibangun, makin ke atas makin kecil. Stupa besar ditempatkan di puncak candi, dikelilingi pagar berbentuk lingkaran.

3. Tahap III

Sekitar tahun 824 M, bagian puncak diubah menjadi tiga teras melingkar yang berisi stupa-stupa kecil, dengan satu stupa utama di teras paling atas.

4. Tahap IV-V

Pada sekitar tahun 833 M, terdapat sedikit perubahan, termasuk penambahan struktur pada bagian bawah candi yang menutupi kaki asli dan relief Karmawibangga. Namun, simbol-simbol di candi tetap dipertahankan.

Bentuk Bangunan Candi Borobudur

Candi Borobudur dibangun menggunakan batu andesit berbentuk persegi yang disusun menyerupai punden berundak, dengan ukuran yang semakin mengecil ke arah atas. Di setiap sisi mata angin (timur, selatan, barat, dan utara) terdapat tangga. 

Struktur candi ini memiliki 9 teras bertingkat, terdiri dari 6 teras berbentuk persegi dan 3 teras berbentuk lingkaran, serta lantai datar yang disebut plateau di antara teras-teras tersebut. Candi ini memiliki panjang 121,66 meter, lebar 121,38 meter, dan tinggi 35,40 meter.

Dalam filsafat Buddha, Candi Borobudur melambangkan tiga tingkatan alam semesta, yaitu:

Kamadhatu

bagian bawah candi, melambangkan alam rendah yang menggambarkan manusia yang masih terikat pada hasrat duniawi.

Rupadhatu

Bagian tengah candi yang mewakili alam perantara, menggambarkan manusia yang mulai melepaskan keinginan duniawi tetapi masih terhubung dengan dunia nyata.

Arupadhatu

Bagian atas candi, melambangkan alam tertinggi, tempat para dewa, yang menggambarkan kebebasan dari keinginan duniawi.

Diperkirakan, batu-batu andesit untuk Candi Borobudur diambil dari sungai-sungai sekitar candi dengan total volume sekitar 55.000 meter kubik atau sekitar dua juta potong batu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus