Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Mandalika Hotel Association menggelar kejuaraan surfing atau selancar ombak atau MHA Open 2020 Surfing Competition di Pantai Seger dalam Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika, Nusa Tenggara Barat atau NTB. Kompetisi yang berlangsung pada 16 - 19 Desember 2020 itu diikuti oleh 200-an peserta dari berbagai daerah, seperti Jawa Barat, Mentawai, Bali, dan Dompu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Panitia Mandalika Hotel Association atau MHA Open 2020 Surfing Competition, Samsul Bahri mengatakan pertandingan di tengah pandemi Covid-19 ini berlangsung terbatas, menerapkan protokol kesehatan, dan demi mengembalikan aktivitas pariwisata yang sudah delapan bulan terakhir lesu. "Kami tidak ingin berdiam diri dengan kondisi yang ada," kata Samsul kepada Tempo, Minggu 20 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mandalika Hotel Association terdiri dari kumpulan 30 hotel penyangga di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Samsul Bahri menjabat sebagai General Manager JM Hotel. Selama pandemi Covid-19, menurut dia, tidak sedikit karyawan yang dirumahkan. Sementara dalam kompetisi surfing ini, tercatat 246 peserta yang setidaknya mampu menghidupkan kembali hunian kamar hotel anggota Mandalika Hotel Association.
"Para peselancar umumnya menginap lebih dari tiga hari sampai sebulan karena mereka mencoba semua spot selancar yang bagus," kata Samsul. Durasi tinggal yang cukup lama ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha pariwisata untuk mendongkak okupansi dan memberikan pelayanan terbaik.
Hal ini terbukti dari bertambahnya penghasilan para pedagang makanan dan cenderamata selama acara berlangsung. Manajer Humas MHA Open 2020 Surfing Competition, Lalu Sandika Irwan mengatakan setelah delapan bulan tak punya penghasilan, para pedagang mampu menjual barang dagangannya mulai Rp 800 ribu hingga Rp 2 juta.
Mengenai spot berselancar, selain Pantai Seger, area surfing di sepanjang pantai selatan Lombok Tengah adalah Pantai Selong Belanak, Pantai Mawi, Pantai Mawun, Pantai Are Guling, dan Pantai Gerupuk. "Ombak di sini bagus," ujar Samsul.
Peserta MHA Open 2020 Surfing Competition di Pantai Seger, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dok. Panitia MHA Open 2020
Pantai Seger, pantai yang selama ini menjadi lokasi tradisi Bau Nyale atau menangkap cacing laut merupakan spot favorit para peselancar. Lalu Sandika Irwan yang juga Ketua Masyarakat Sadar Wisata mengatakan, Pantai Seger memiliki ombak ombak arah kanan dan peselancar bisa bermain di ketinggian dua sampai tiga meter. "Tentu tergantung cuaca juga," katanya. Jika ingin berselancar pun tak sampai 100 meter dari bibir Pantai Seger.
Ketua Persatuan Selancar Ombak Indonesia Nusa Tenggara Barat atau PSOI NTB, Chandra Afrinova menyampaikan potensi Pantai Seger sebagai lokasi selancar ombak yang jaraknya dekat dengan sirkuit jalanan MotoGP Mandalika. "Bermain di sini ini tergantung flow mengalirnya, enak lembut mengikuti ombak, entakannya bisa powerfull," kata dia. "Peselancar bisa bermanuver dengan tetap berdiri di akhir ombak."
Menurut Chandra, sepanjang pantai selatan Lombok Tengah memiliki ombak besar yang berpotensi untuk surfing. Ada Pantai Selong Belanak di ujung barat dengan tipe ombak yang lembut. "Cocok buat yang baru belajar surfing," katanya. Sementara yang paling ekstrem ada di Pantai Mawi dengan ombak yang bisa bergoyang ke kiri dan kanan.
Hanya saja, dia Melanjutkan, akses jalan ke Pantai Mawi cukup jauh dan medannya cukup berat. Untuk sampai ke sana, butuh waktu sekitar 40 menit dari Central Mandalika. Pantai Mawi terletak di kawasan konservasi, sehingga suasananya begitu alami. Terus ke sebelah timur ada Pantai Mawun dan Pantai Are Guling. "Di sana ombaknya besar, tapi tidak terlalu ekstrem," kata dia.