Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tol Cipali tercatat punya angka kecelakaan lalu lintas yang termasuk tertinggi di dunia. Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Hendro Sugiatno, rata-rata ada satu korban jiwa per kilometer di Tol Cipali.
Jalan Tol Cipali merupakan bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan mulai yang menghubungkan Purwakarta dengan Cirebon, dengan panjang rute sekitar 116 kilometer.
Dalam buku berjudul Kerja Tuntas Kerja Ikhlas (2017) oleh Sandiaga Uno, bahwa tujuan pembangunan jalan tol Cipali ialah mengurangi beban jalur Pantai Utara Jawa atau dikenal dengan Jalur Pantura. Setidaknya akan lebih cepat hingga 40 kilometer lamanya.
Baca : Belum jadi Kurban, Sapi ini Jadi Korban di Tol Cipali
Selain itu, Tol Cipali juga termasuk dalam kategori Tol Trans Jawa yang menghubungkan mulai dari Jalan Tol Merak, Banten hingga Banyuwangi, Jawa Timur. Oleh karenanya, diharapkan keberadaan Tol Cipali akan berdampak positif pada pertumbuhan kawasan industri, perumahan, perkantoran, pariwisata dan agrobisnis.
Dikutip dari lintasmarga.com, Tol Cipali mulai diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Juni 2015. PT Lintas Marga Sedaya atau ASTRA Tol Cipali merupakan perusahaan di balik pemegang konsesi Jalan Tol Cipali di Provinsi Jawa Barat.
Perlu diketahui, ASTRA Tol Cipali merupakan perusahaan hasil Joint Venture antara PT ASTRA Tol Nusantara, anak perusahaan PT ASTRA Internasional, Tbk (55 persen) dan Canada Pension Plan Investment Board sekitar (45 persen).
Baca : TOL MAUT CIPALI : Renggut Nyawa dari Manusia hingga Sapi
Pembangunan Tol Cipali sudah dimulai sejak masa Presiden Soeharto menjabat, sebagaimana tercatat dalam rencana tata ruang Kabupaten Subang tahun 1996. Namun pembangunannya harus terhambat karena berbagai kendala yang dihadapi Indonesia.
Beberapa di antaranya seperti krisis moneter yang meluluhlantakkan perekonomian Indonesia pada 1997 dan 1998, juga berimbas terhadap rezim penguasa. Soeharto pun lengser sejak 21 Mei 1998.
Kemudian pasca-reformasi, tercatat perkenomian belum kunjung membaik meski rezim sudah beberapa kali berganti. Hal ini berimbasn pada kelanjutan proyek jalan Tol Cipali yang saat itu masih menjadi teka-teki. Mulai dari era Presiden B.J. Habibie masa jabaran tahun 1998- 1999, Abdurrahman Wahid pada 1999-2001, hingga Megawati Soekarnoputri 2001-2004.
Lalu pada masa jabatan Menteri Pekerjaan Umum era SBY, Djoko Kirmanto pada 2011, mulailah diletakan batu pertama di proyek jalanan tersebut. Namun, proyek yang digarap dengan dana mencapai Rp12,56 triliun ini kembali terkendala setelah tersendat karena pembebasan lahan di daerah Subang dan Cirebon.
Barulah proyek yang dijanjikan ini berhasil selesai tepat pada 13 Juni 2015, yang diketahui selesai sebelum waktu yang dijanjikan. Sejak diresmikan oleh Jokowi, Tol Cipali kini sudah berusia tujuh tahun.
Pada 2019, Tol Cipali pernah tercatat sebagai tol terpanjang di Indonesia. Namun rekor tersebut terkalahkan setelah beroperasinya Tol Bakauheni-Terbanggi Besar pada tahun yang sama.
Diketahui Tol Cipali memiliki enam gerbang Tol, yaitu Gerbang Tol Kalijati, Subang, Cikedung, Kertajati, Sumberjaya dan Palimanan dengan total jumlah gardu 44 unit. Tak hanya itu, Jalan Tol Cipali memiliki enam interchange dan 99 unit jembatan. Ada juga pelayanan lalu lintas, unit mobil Patroli, unit mobil Derek, dan unit kendaraan Rescue.
Menariknya, Tol Cipali memiliki ciri khas pada karakteristiknya, yaitu didominasi dengan jalan yang lurus dan dua jalur arus kendaraan. Tikungan di Tol ini cukup terbilang sedikit sehingga membuat pengemudi perlu was-was untuk menengok sisi kanan dan kiri jalan ketika bertemu tikungan.
Tol Cipali juga dikenal sebagai jalur saluran distribusi utama barang dan transportasi umum di Jawa. Ditambah dengan adanya jalur-jalur baru yang diresmikan sepanjang jalan dari Tol Merak Hingga ke Surabaya.
FATHUR RACHMAN
Baca : Pemudik Keluhkan Minimnya Jumlah Rest Area di Tol Cipali
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini