Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Italia melarang sistem check-in mandiri untuk akomodasi sewaan seperti Airbnb atau Booking. Wisatawan yang ingin menginap di akomodasi tersebut harus menemui langsung pemiliknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peraturan ini merupakan respons terhadap meningkatnya kekhawatiran dampak sewa jangka pendek terhadap lingkungan sekitar. Warga di kota-kota seperti Roma, Florence dan Milan memprotes maraknya persewaan jangka pendek, dengan menyabotase kotak kunci. Mereka beralasan persewaan tersebut menyebabkan harga perumahan naik dan mengganggu masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mari kita batasi sewa tempat wisata, mari kita protes mereka yang ingin mengusir kita dari kota dengan harga sewa yang tidak berkelanjutan untuk rumah-rumah yang tidak dapat diakses. Kami menginginkan sebuah kota untuk semua dan hak untuk tinggal di perumahan yang bermartabat," tulis para aktivis di Milan, seperti dilansir dari Daily Mail.
Peraturan segera berlaku
Larangan penggunaan kotak kunci dan papan tombol untuk akomodasi sewaan liburan itu ditandatangani pada tanggal 18 November 2024 dan segera berlaku efektif. Namun, polisi dan otoritas setempat baru saja mulai memberi tahu platform persewaan dan pemilik properti, menurut media Italia seperti dilansir dari laman Euronews.
Aturan ini berlaku untuk semua jenis akomodasi wisata jangka pendek, termasuk yang terdapat di platform seperti Airbnb dan Booking. Menurut Kementrian Dalam Negeri Italia, larangan ini muncul sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah penyewaan jangka pendek, yang sebagian didorong oleh acara-acara besar seperti, termasuk perayaan Jubilee 2025 di Roma.
Langkah tersebut diberlakukan untuk mengurangi potensi risiko ketertiban umum dan keselamatan, khususnya kemungkinan keterkaitan dengan organisasi kriminal atau teroris. Selain itu, sistem check-in mandiri tidak dapat memverifikasi identitas visual tamu, sehingga ada kekhawatiran properti yang disewakan dapat ditempati oleh orang-orang yang identitasnya tidak diketahui oleh pihak berwenang. Hal ini berpotensi menimbulkan ancaman keamanan.
Roberto Gaultieri, Walikota Roma, mendukung peraturan tersebut. Dia menyebut peraturan tersebut sebagai kabar baik bagi semua orang. "Kami enyambut baik berakhirnya penggunaan kotak kunci dan kotak gembok yang merusak jalan-jalan kita dan menghalangi pemeriksaan keamanan yang memadai," ujarnya.
Wali kota Gaultieri juga berencana menerapkan metode intervensi yang sesua, untuk menyingkirkan semua jenis perangkat ini dari kota. Hal ini untuk memperkuat penekanan pada keselamatan dan ketertiban umum.
Hal yang harus diketahui wisatawan
Dengan peraturan ini, wisatawan tidak lagi dapat check-in secara mandiri menggunakan kode kunci atau membuka kota kunci. Wisatawan harus menemui pemillik atau manajer properti secara langsung saat kedatangan.
Setelah itu pemilik atau manajer memverifikasi dokumen identitas tamu dan menangani proses check-in secara langsung.Peraturan baru tersebut juga mengharuskan pemilik properti mengirimkan data pribadi dan dokumen identitas tamu kepada pihak kepolisian dalam waktu 24 jam setelah check-in.