SYAHDAN, di Jepang telah muncul pahlawan masa depan. Awal September ini kelima jagoan itu mendarat di Jakarta. Mereka yang selalu menang memerangi kebatilan itu adalah Kenichi Akama, Kanpei Kuroda, Saburo Aoyama, Futoshi Kijima. Dan satu-satunya gacoan wanita, Miki Momozono, sehari-hari berpakaian biasa, terkadang suka bercelana jin. Mereka terkenal sebagai supersentai alias pasukan perang super dari "lembaga ilmu pengetahuan masa depan". Orang-orang Jepang biasa ini mampu henshin, mengubah penampilan, dan mempunyai senjata mutakhir, apalagi kalau mereka berhadapan dengan penjahat dari ankoku kagaku teikoku, negeri imperial ilmu pengetahuan gelap. Negeri tersebut dipimpin penguasa zalim. Taboo namanya. Ia ingin menguasai dunia dengan agresi dan teror. Tapi, dengan rentangan tangan tertentu, blaar, lima sekawan itu dalam sekejap berubah bentuk. Mereka mirip robot, pakaian ketat, sepatu lars selutut, sabuk lebar, helm menutup kepala dan muka. Yang membedakan mereka hanya warna pakaian: merah, hitam, biru, kuning, dan merah muda. Itulah episode kepahlawanan dalam film Goggle V, bikinan Jepang yang kini akrab dengan penonton TV dan kaset video di scantero dunia -- terutama para bocah di TK dan SD. Putra dan putri Anda tentu sangat hafal bentuk senjata andalan si pahlawan, urutan pemunculan, dan begitulah, yang bagi penonton dewasa cukup membingungkan. Di Jakarta, lima kesayangan para cilik itu beraksi dalam aslinya, live show. Pertunjukan lima hari, di Istora Senayan, harga tiketnya Rp 30.000 dan Rp 5.000 per kepala. Penyelenggaranya, Yayasan Dharma Satya dan PT Citra Lamtoro Gung Persada, bekerja sama dengan Ono Artist Promotion. Pertunjukan ini untuk mencari dana. Menurut ketua harian penyelenggara, Sofyan Harto, panitia menampilkan "pahlawan" dari Jepang itu karena mengandung unsur sportivitas dan kesetiakawanan. Mengapa bukan epos lokal? Kata Sofyan sebelumnya telah ditampilkan operet kasih di Balai Sidang. Sekarang, setelah dikurangi Rp 1,2 milyar untuk biaya mendatangkan para pemain dari Jepang itu, kata Sofyan, panitia berharap untung yang seluruhnya nanti untuk membangun SMP Waringin yang dikelola yayasan. Menurut Yoshio Aihara, direktur bagian film Toei Co. Ltd. -- yang memproduksi film seri Goggle V, Gaban, dan beberapa yang lain -- Maret lalu kontak pertama Ono Artists Promotion disambung melalui jasa JETRO, Kamar Dagang Jepang. Dua bulan kemudian, setelah Rinni Noor Fatah, Dirut Ono Artist Promotion datang ke Tokyo, disepakati 16 orang datang ke Indonesia. Tapi 12 orang saja yang naik panggung. Dua di antaranya pemeran asli dalam layar TV: Junichi Haruta, 32 tahun, pemain Goggle Black dan Kenji Oba, 32 tahun, si "detektif angkasa Gaban". Sisanya, ya, figuran doang. Dari Indonesia ada 15 pemain yang muncul. Sialan, si pribumi justru memerankan penjahat. "Pertunjukan kali ini bertema konfrontasi antara pahlawan dari Utara (Jepang) dan penjahat Indonesia," kata Aihara. Dalam pertunjukan hanya "bala dupak" dari Indonesia yang berbicara. Bukan karena pemain Jepang itu bisu berbahasa sini, tapi di layar TV mereka memang memilih bungkam. Satu-satunya pahlawan yang dimainkan si Indonesia, ya cewek Goggle Pink. Rupanya, untuk membawa gadis Jepang ke pertunjukan di luar tak gampang, Bung. Pihak Toei Co. Ltd. tak bersedia mengungkapkan berapa mereka dlbayar. "Pembayaran pihak Indonesia cukup besar. Biaya transportasi dan akomodasi ditanggung semua," ujar Aihara. Ia mengaku pihak Indonesia telah membayar separuh. Menurut perkiraan Seiichi Okawa, wartawan TEMPO di Tokyo, nilai kontrak pertunjukan sekitar lima juta yen -- di jual transportasi dan akomodasi. Tetapi Aihara lebih mementingkan publisitas ketimbang untungnya. Di Jepang, dengan 14 pemain Toei Co. Ltd. mengaut 400 ribu yen sehari. Acara di Jakarta merupakan lawatan kedua kelomrok Toei Co. Ltd. ke luar Jepang. Tiga tahun yang lalu, supersentai pernah empat hari di Kota Shenzhen RRC. Di Jepang mereka biasa mengadakan pertunjukan di berbagai toko serba ada atau di studio besar. Jaringan TV Asahi, dari Februari 1982 hingga Maret 1983, menyiarkan seri Goggle V sebanyak 50 episode. Di antara seri itu, Goggle V yang paling populer dan menjaring 15% atau sekitar 16 juta penonton. Angka itu cukup sukses untuk ukuran dunia TV Jepang. Kini TV Asahi menayangkan seri Maskman. Toei Co. Ltd. telah memasok seri film supersentai ke Eropa Barat, AS, Hong Kong dan Asia Tenggara. Di negara-negara itu biasanya film seri ini disiarkan TV setempat. Di Indonesia, dikenal melalui kaset video setelah dipasok melalui Hong Kong. Yang beredar di sini berbahasa Inggris. Film ini amat populer di kalangan anak-anak karena ceritanya mudah dicerna. Farida Sendjaja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini