Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Singapura - Festival dan bazar Ramadan bertajuk Gemilang Kampong Gelam, Singapura, sudah dimulai sejak 18 Februari dan dibuka resmi oleh Menteri Pembangunan Singapura Desmond Lee.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah Singapura memberikan dukungan dalam upaya pengembangan ekonomi, wisata, kegiatan tradisional dan budaya seperti yang berlangsung dalam Gemilang Kampong Gelam ini. Dukungan yang dimaksud adalah pembentukan perseroan terbatas bergaransi dan gugus tugas antarlembaga baru untuk mendukung hal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan senang hati menyampaikan bahwa Aliansi Kampong Gelam (KGA) telah resmi dibentuk sebagai perseroan terbatas bergaransi, yang dipandu oleh MOS Faishal. Entitas baru ini akan dipimpin oleh Saeid Labbafi, Zaki Ma'arof, dan Ibrahim Tahir, tiga pemimpin masyarakat kita,” ujar Menteri Pembangunan Singapura Desmond Lee saat membuka Festival dan Bazar Ramadan Gemilang Kampong Gelam di Kampong Gelam, Singapura, 21 Februari 2022.
Distrik Bersejarah
Dalam sambutannya, Lee mengatakan Kampong Gelam adalah salah satu distrik paling bersejarah Singapura, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari pusat budaya. Menurutnya pertemuan budaya, aktivitas tradisional dan bisnis heritage atau warisan menyatu, menghubungkan banyak orang dan bekerja keras untuk mempertahankan jiwa serta karakter Kampong Gelam yang unik ini.
Selama tiga tahun terakhir, Aliansi Kampong Gelam telah bekerja sama sangat erat dengan penasihatnya, dari menteri negara dan Urban Development Authority (URA) untuk mempertahankan dan meningkatakan potensi distrik bersejarah ini. Diharapkan, hal ini akan meletakkan dasar untuk mengubah Kampong Gelam menjadi pusat komunitas yang lebih dinamis, yang menyeimbangkan pelestarian warisan dan pengembangan usaha.
Chinatown dan Little India
Lebih lanjut dia mengatakan selain Kampong Gelam, distrik bersejarah lainnya di Chinatown dan Little India juga menjadi jantung budaya Singapura. Distrik-distrik bersejarah ini adalah rumah bagi banyak bisnis warisan yang menyediakan barang dan jasa yang telah lama ada.
Selain itu, kata dia, distrik ini berfungsi sebagai jangkar komunitas dan warisan penting yang identik dengan karakter dan identitas daerah tersebut. Bisnis di distrik ini juga memelihara ikatan komunitas yang kuat dan mempertahankan semangat kewirausahaan.
Tantangan Bisnis di Distrik Budaya
Akan tetapi bisnis mereka menghadapi sejumlah tantangan dengan meningkatnya biaya, meningkatnya persaingan, dan perubahan preferensi konsumen. Karena itulah pemerintah membentuk gugus tugas.
“Gugus tugas ini akan mempertemukan lembaga-lembaga utama, mitra masyarakat, dan pemilik bisnis warisan, untuk mengembangkan dan mempertahankan bisnis serta kegiatan yang memainkan peran penting dalam menjaga agar kawasan warisan kita tetap hidup bagi generasi mendatang,” ujar Lee.
Gugus tugas ini akan memfokuskan pada dua hal yakni pertama, mempelajari cara untuk menyediakan dukungan berkelanjutan bagi para pelaku usaha dan kegiatan tradisional seperti transfer keterampilan, dukungan tenaga kerja dan transformasi bisnis. Tugas kedua yakni melihat ruang, infrastruktur, dan inisiatif pembuatan tempat yang mungkin diperlukan untuk mempertahankan pusat budaya Singapura.
Pilihan Editor: Serba Digital di Kampong Gelam Singapura