Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Surga Tersembunyi di Vietnam Utara

Dong Van menawarkan panorama pegunungan karst dan hamparan ladang bunga tam giac mach atau bunga soba. Di sini raja Hmong pernah membangun istana dari berjualan opium.

15 September 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dong Van menawarkan panorama pegunungan karst dan hamparan ladang bunga tam giac mach atau bunga soba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Danny Kwantiono
Traveler

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dong Van, nama itu mungkin terdengar asing bagi sebagian besar pelancong yang mengunjungi Vietnam. Masih banyak tempat lain yang jauh lebih populer dan ramai. Ada Hanoi, ibu kota Vietnam dengan penduduk lebih dari 7 juta jiwa dan gedung-gedung tua bersejarah yang bertebaran. Ada Ha Long Bay, yang terkenal dengan wisata cruise-nya. Ada pula Sa Pa, kota kecil di lereng Gunung Fansipan di barat daya Vietnam, tempat kediaman berbagai etnis minoritas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun di Dong Van, wisatawan akan menemukan sisi yang lain dari Vietnam. Ia dijuluki "Heaven on Earth", tempat surga bersemayam secara diam-diam di bumi Vietnam. Udara segar, pegunungan karst, dan hamparan ladang bunga menyambut kehadiran saya ketika memasuki wilayah ini beberapa waktu lalu. Infrastrukturnya sudah memadai dan popularitasnya kian berkembang setiap tahun dengan lanskap yang indah.

Di wilayah separuh luas Jakarta, tapi dengan jumlah penduduk hanya satu kecamatan itu, saya menemukan alternatif wisata yang sepadan dibanding lokasi-lokasi yang lebih dulu terkenal. Secara geografis, wilayah ini terletak di Provinsi Ha Giang, sekitar 400 kilometer dari ibu kota Hanoi. Letaknya di Vietnam utara dan berbatasan langsung dengan Cina.

Dong Van masuk ke daftar UNESCO Global Geopark. Panorama yang ditawarkan bervariasi, dari pegunungan karst, sungai, hingga ladang bunga yang bisa dibilang menakjubkan. Tak lupa juga kekayaan budaya masyarakat lokal dan arsitektur bersejarah yang masih terasa kental. Sebagian etnis Hmong, yang meramaikan pasar-pasar tradisional, juga bermukim di sini.

Saya bertualang di kota yang menakjubkan ini selama empat hari menggunakan sepeda motor. Perjalanan saya mulai dari Hanoi menggunakan bus dari My Dinh Station dengan lama perjalanan sekitar 8,5 jam sebelum sampai di pusat kota Ha Giang. Di pusat kota ini saya bertemu teman Vietnam saya, dan melanjutkan perjalanan bersamanya ke Dong Van dengan sepeda motor.

Karena tak banyak paket tur yang disediakan dan ruas jalan yang cenderung sempit, transportasi terbaik untuk mengeksplorasi Dong Van adalah menggunakan sepeda motor. Touring motor mengelilingi Dong Van atau yang dikenal dengan istilah ‘Dong Van Loop’ bahkan begitu diminati. Tak hanya masyarakat lokal, wisatawan mancanegara lebih banyak memilih moda transportasi ini. Selain menantang, perjalanan menggunakan motor mengasyikkan.

Rute dari pusat kota Ha Giang menuju Dong Van memakan waktu sekitar 5 jam. Namun perjalanan ini tak terasa membosankan karena saya ditemani oleh alam dengan udara pegunungan yang segar. Suhu rata-ratanya sekitar 21 derajat Celsius pada musim gugur. Kondisi jalanan yang sepi dan pemandangan yang indah membuat pengalaman berkendara motor di sini terasa luar biasa.

Waktu menunjukkan pukul 05.00 sore. Perjalanan terhenti di Ma Pi Leng pass atau sering disebut dengan "happiness road" yang menghubungkan Dong Van dengan Kota Meo Vac. Di sini terdapat pemberhentian atau rest area yang menyediakan berbagai macam makanan dan suvenir. Tentunya tidaklah lengkap bila berhenti di tempat peristirahatan itu tanpa mengambil beberapa gambar. Ma Pi Leng pass adalah spot terbaik untuk mengambil foto dengan latar alam yang luas seperti di film-film layar lebar.

Dari sini kita juga dapat melihat Sungai Nho Que yang menghubungkan Cina dan Vietnam dalam satu kanal. Air sungai itu terlihat jernih dan menyatu dengan pegunungan di sekelilingnya. Hari beranjak malam dan traveler disarankan bertolak ke pemberhentian terdekat, yaitu Kota Meo Vac. Di kota ini lampu jalan begitu terbatas di malam hari. Kota ini berjarak sekitar 15 kilometer dari Ma Pi Leng pass. Beragam restoran, street food, homestay, hingga hotel telah menanti.

Keesokan harinya saya melanjutkan perjalanan ke Lung Cu tower yang memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit dari Meo Vac. Waktu itu menunjukkan pukul 07.00 pagi. Namun kota masih diselimuti kabut dengan hawa yang sejuk-sekitar 18 derajat Celsius. Hal ini menjadi penanda bahwa cuaca cukup ideal untuk melanjutkan kembali perjalanan.

Di sepanjang perjalanan, saya disambut dengan banyak sekali ladang bunga tam giac mach (Inggris: buckwheat, Indonesia: bunga soba). Karakteristik bunga ini terbilang spesial karena hanya tumbuh di daerah pegunungan. Petani lokal biasa mengolahnya menjadi kue, makanan ringan, hingga wine. Dengan membayar secara sukarela kepada pemilik ladang bunga, kami diizinkan melihat dalam jarak dekat dan mengambil gambar.

Saya terbilang beruntung karena bunga tam giac mach bersiap memasuki puncak mekar pada pertengahan Oktober sampai November setiap tahunnya. Warna bunga yang biasanya putih berubah menjadi sedikit merah muda, menjadikannya sebagai obyek yang menarik untuk difoto.

Perjalanan melewati ladang-ladang bunga telah membawa saya ke Lung Cu tower yang dijuluki "the north pole of Vietnam". Inilah pemberhentian sekaligus destinasi paling utara di Vietnam sebelum memasuki perbatasan dengan Yunnan, Cina. Untuk menuju menara, pengunjung harus menaiki 389 anak tangga. Bila ingin masuk dan melanjutkannya ke puncak menara, mereka harus menaiki 140 anak tangga lagi.

Memang bukan tantangan yang mudah, apalagi dengan kadar oksigen yang tipis di daerah pegunungan. Itu membuat saya lebih cepat merasa lelah. Namun semua itu terbayar dengan pemandangan hamparan padi, bunga, rumah penduduk, awan, hingga pegunungan yang bisa disaksikan 360 derajat dari atas menara. Tak lupa nun di salah satu sudut pegunungan tampak wilayah Cina yang hanya berjarak sekitar dua kilometer dari menara.

Dong Van tak hanya bisa dinikmati lewat pemandangan alamnya yang indah. Dari sisi historis, wilayah ini memiliki peninggalan arsitektur bersejarah, yaitu Hong King Palace. Pada awal abad ke-19 terjadi perang opium secara besar-besaran yang melibatkan Vietnam, Cina, dan Prancis. Vuong Chinh Duc yang dikenal sebagai raja Hmong berhasil mengumpulkan kekayaan dengan berdagang opium sampai ke perbatasan Cina. Kekayaan itu dipergunakan untuk membangun sebuah istana yang terletak di area San Phin Valley (Dong Van) dengan tujuan melindungi diri dari serangan musuh dan sebagai tempat penyimpanan opium.

Kejayaan itu pun diwariskan kepada anaknya Vuong Chi Sinh yang turut mengambil bagian dengan pasukan Ho Chi Minh dalam memerdekakan Vietnam. Desain arsitektur istana ini memadukan budaya Cina dan Vietnam. Material bangunannya sebagian besar terdiri atas batu, kayu dan juga terakota. Sampai hari ini, traveler bisa menjumpai penduduk suku Hmong yang bermukim di daerah Dong Van dan sekitarnya.

Tak terasa saya sudah mengitari berbagai obyek wisata di Dong Van. Namun ada satu aktivitas yang memancing rasa penasaran saya, yaitu pasar minggu atau sunday market terbesar yang diadakan setiap Ahad di Kota Meo Vac. Pada jam 6 pagi keesokan harinya, saya berjalan mengikuti langkah kaki banyak orang. Mereka tampak sedang menuju ke satu tempat yang sama: pasar.

Pasar yang ramai ini didominasi oleh etnik Hmong dengan ciri khas kaum laki-laki memakai baju dan celana panjang hitam, sedangkan kaum hawa memakai baju, rok, dan penutup kepala yang berwarna-warni. Mendengar cerita dari teman saya, mereka berjalan berkilo-kilometer untuk sampai ke tempat ini dengan membawa serta barang dagangan mereka yang kebanyakan adalah hewan ternak, seperti sapi, kambing, babi, ayam, bebek, dan juga alkohol jagung yang dijual dalam kemasan jeriken. Ada pula yang menjual barang kebutuhan sehari-hari, seperti sembako, baju etnik, hingga smartphone dari versi lama sampai yang baru. Ini adalah pasar rupa-rupa.

Waktu sudah memberikan alarm tanda perpisahan. Karena tak menunggu siapa pun, saya pun mengucapkan selamat tinggal pada Dong Van dan teman Vietnam saya. Saya lalu kembali menempuh perjalanan jauh ke Hanoi. Semua yang dirasakan selama di Dong Van akan membekas ke dalam memori. Selamanya.


Ransel
- Waktu terbaik mengunjungi Dong Van adalah pertengahan Oktober sampai November ketika bunga buckwheat (soba) sedang memasuki puncak mekar.
- Karena Dong Van tak terlalu turistik seperti Sa Pa, maka tak banyak tur yang disediakan di Hanoi menuju Dong Vang. Karena itu banyak wisatawan yang menggunakan sepeda motor.
- Persiapkan stamina yang cukup untuk perjalanan jauh dan pakailah jaket tebal bila mengendarai sepeda motor, terutama saat musim gugur dan musim dingin di daerah pegunungan.
- Akomodasi, makanan dan pom bensin tersedia disepanjang jalan kota Ha Giang, Dong Van, maupun Meo Vac.
- Manfaatkan beragam aplikasi travel dan website serta blog untuk menggali informasi lebih dalam.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus