Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Enam tahun bekerja sebagai karyawan swasta, Serra Rienda memutuskan mengikuti kata hatinya untuk berwirausaha. Berhenti dari pekerjaan dengan gaji tetap diambil lantaran dia prihatin bisnis kuliner keluarga Selat Solo, makanan khas Solo, tak berkembang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Serra, toko milik orang tuanya itu tutup bila sang ibu menghadiri acara lain. Kegiatan usaha masih dilakukan secara tradisional. Bahkan pencatatan dilakukan secara manual dengan buku tulis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pas mau resign, saya bilang ke ibu untuk percayakan penggunaan teknologi," kata Serra, Kamis lalu. Satu setengah tahun berselang, bisnisnya moncer dengan tujuh cabang. Semua pencatatan transaksi dan inventaris bahan baku bisa tercatat dengan rapi, presisi, dan real time. Kegiatan usaha ini juga bisa dipantau melalui telepon seluler.
Adalah Moka yang menyediakan produk layanan manajemen bisnis (point of sale/POS) untuk usaha kecil dan menengah seperti milik keluarga Serra. Perusahaan rintisan teknologi yang digawangi oleh Haryanto Tanjo dan Grady Laksmono ini bisa memudahkan pelaku bisnis dalam menjalankan usaha. Dari pencatatan transaksi, manajemen pegawai, hingga pembukuan bisa dilakukan secara mudah.
"Kalau usaha mau dijadikan waralaba juga bisa, nanti semua aturan induk tinggal diterapkan ke peserta waralaba," kata Haryanto, yang juga menjabat Kepala Eksekutif Moka.
Haryanto merintis usaha ini sejak 2014 lantaran melihat banyaknya potensi pelaku usaha kecil-menengah, yang ditaksir sekitar 60 juta, tapi tak memiliki sistem manajemen yang mumpuni.
Menurut dia, penyebab bisnis UKM di Tanah Air sulit maju adalah banyak waktu dihabiskan pemilik hanya untuk merekapitulasi penjualan dan rekonsiliasi stok. Selain itu, ketepatan pencatatan manual membuat angka pasti arus kas besar meleset. Walhasil, perencanaan dan eksekusi bisnis tak sesuai dengan harapan.
Empat tahun berjalan, perangkat lunak Moka sudah digunakan lebih dari 12 ribu pengguna dari Sumatera hingga Papua. Bisnisnya pun beragam, dari makanan dan minuman, retail, hingga jasa. Dari belasan ribu pengguna itu tercatat sekitar 100 juta transaksi dengan nilai US$ 1 miliar. "Angka tersebut masih sepersekian persen dari potensi," kata Haryanto.
Untuk bisa menggunakan Moka, calon pengguna cukup mengunjungi situs Mokapos.com atau mengunduh aplikasi Moka di pasar aplikasi Play Store dan App Store. Tarif dipatok Rp 16-207 ribu per bulan sesuai dengan kebutuhan. Moka juga bisa menyediakan perangkat keras seperti mesin kasir dengan harga dan cicilan terjangkau karena sudah bekerja sama dengan berbagai penjual peralatan kasir.
Bisnis Moka kini berkembang pesat. Kondisi tersebut berbeda saat awal produk Moka ditawarkan kepada konsumen. Apalagi penggunaan sistem komputisasi awan sebagai tempat penyimpanan data diragukan kerahasiaannya. Padahal, kata Haryanto, komputisasi awan tetap mengedepankan kerahasiaan data pengguna. Moka tidak bisa membuka data keuangan pelanggan sama sekali. "Server pun kami menggunakan perusahaan paling aman yang bermarkas di Singapura (AWS)," katanya.
Haryanto selalu berpromosi bahwa penggunaan mesin manajemen digital lebih murah dan mudah diperbarui sistemnya. "Dinamika bisnis sekarang cepat sekali ada inovasinya. Karena kami pakai cloud, pelanggan jadi dapat software terbaru."
Meski sudah menjadi market leader di bidang POS, Haryanto tetap harus memikirkan skema bisnis lainnya. Usaha kelas kecil, menurut dia, juga kerap membutuhkan akses dana untuk bisa berkembang. Karena itu, dia mengajak kolaborasi berbagai teknologi finansial, seperti KoinWorks dan Taralite, untuk memberi tambahan modal. Adaptasi dan edukasi penerapan sistem pembayaran modern juga dilakukan dengan berbagai perusahaan penyedia sistem pembayaran.
Belum lama ini, tim yang disokong 400 karyawan tersebut juga mendapat pendanaan senilai US$ 24 juta dari sindikasi yang dipimpin Venture Capital Sequioa Capital India. Dana itu bakal digunakan untuk mengembangkan volume pengguna sambil menyambung napas perusahaan. "Dari 60 juta potensi, kami masih belasan ribu," ujar Haryanto. ANDI IBNU
Nama: PT Moka Teknologi Indonesia
Sektor: Point of Sale
Berdiri: Agustus 2014
Co-founder:
- Haryanto Tanjo (Kepala Eksekutif)
- Grady Laksmono (Kepala Teknologi)
Status pendanaan:
- Seri A (Sindikasi East Ventures, Convergence Ventures, Fenox VC, Northstar Group, dan Wavemaker Partners)
- Seri A lanjutan (Sindikasi Mandiri Capital Indonesia dan pendana Seri A sebelumnya)
- Seri B (Sindikasi Sequoia, Softbank Korea, EDBI, dan EV Growth, serta para pendana sebelumnya)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo