Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai tradisi unik selalu muncul setiap Imlek tiba, salah satunya Jinzhi atau membakar uang arwah. Setiap tahun, orang-orang Tionghoa akan membakar uang sebagai sarana memberikan nafkah kepada pada leluhur di alam arwah.
Tradisi bakar uang arwah merupakan ritual yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam komunitas Tionghoa selama ribuan tahun. Ritual tersebut diyakini mampu memberikan kemakmuran bagi mereka yang sudah lebih dulu ke alam baka. Meski, uang yang dibakar bukanlah uang asli, melainkan uang palsu.
Baca : 7 Tradisi Imlek yang Populer di Indonesia
Namun, barang yang dibakar tak melulu replika uang. Orang-orang Tionghoa rupanya tak kekurangan cara kreatif untuk meneruskan tradisi sesuai perkembangan zaman. Lantas, apa saja barang yang biasa dibakar dalam ritual Imlek?
Dilansir dari Culture Trip, tradisi pembakaran uang kertas berkembang ke dalam bentuk-bentuk lain sesuai jenis aset harta kekayaan. Orang-orang mulai membuat replika kertas untuk berbagai harta benda yang mampu didapatkan di dunia.
Dengan membakar replika kertas tersebut, mereka meyakini arwah para leluhur akan mendapatkan harta kekayaan serupa. Mereka percaya, para leluhur akan menerima sesembahan tersebut.Tidak ada kemewahan yang ditolak untuk diberikan kepada para leluhur.
Selain uang kertas, sejumlah pelayat sering kali menawarkan replika kertas yang menyerupai rumah, pakaian, paspor, tiket pesawat, penanak nasi, bahkan ponsel pintar atau televisi. Barang-barang semacam itu dibakar untuk secara simbolis memberikan kekayaan kepada almarhum.
Mereka berharap, para almarhum akan memiliki tempat tinggal, pakaian, bahkan kehidupan yang layak di alam baka. Itu sebabnya mereka berusaha menjamin kebutuhan para almarhum dengan membakar repika kertas dari berbagai bentuk harta benda.
Sementara itu, uang kertas yang dibakar pun dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu tembaga, emas, dan perak. Tembaga untuk arwah yang baru meninggal dan arwah yang tidak diketahui. Emas untuk arwah dan dewa yang lebih tinggi. Adapun, perak untuk arwah leluhur dan dewa setempat.
HAN REVANDA PUTRA
Baca : Imlek Sempat Dilarang di Era Orba, Kini Jadi Hari Libur Nasional
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini