Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Taman Ini Simpan Ragam Anggrek Alam Khas Meratus, untuk Wisata dan Konservasi

Pegunungan Meratus memiliki ragam spesies anggrek alam yang indah dan tumbuh alami di hutan.

25 Maret 2021 | 09.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Taman Anggrek Meratus di Lembah Bukit Manjai, Mandiangin, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. (ANTARA/Ferry)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Keindahan anggrek alam khas pegunungan Meratus kini bisa dinikmati lebih dekat. Di Lembah Bukit Manjai, Mandiangin, Kabupaten Banjar ada Taman Anggrek Meratus yang memiliki koleksi ratusan spesies anggrek alam yang ditata tumbuh secara alam.

"Anggrek-anggrek ini semuanya ditanam di batang pohon tegakan yang tumbuh di kawasan hutan lembah Bukit Manjai agar terlihat alami dan asri," kata pegiat konservasi anggrek Meratus Ferry F. Hoesain, Rabu, 23 Maret 2021.

Di sana terdapat rumpun anggrek raksasa atau Grammatophyllum speciosum yang merupakan ikon taman anggrek itu. Ukurannya sangat besar dengan jumlah rumpun mencapai 30 batang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, ada anggrek hitam atau coelogyne pandurata, anggrek vanda atau vanda dearei, anggrek bulan atau phalaenopsis amabilis dan banyak lagi anggrek jenis bulbophyllum khas Meratus lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masyarakat umum yang menyukai anggrek bisa datang ke sana untuk melihat-lihat koleksi ragam anggrek alam yang sudah terancam punah itu. Ferry juga membuka kesempatan bagi mereka yang ingin mendonasikan anggrek koleksinya untuk disumbangkan ke hutan.

"Nantinya di tempat ini tidak saja sebagai kawasan konservasi anggrek khas hutan Meratus, tetapi juga dijadikan wahana riset bagi peneliti anggrek sekaligus wisata alam," kata Ferry.

Dalam kegiatan penanaman kembali anggrek di alam, Ferry bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan masyarakat. Sebab, perlu kontribusi dari berbagai pihak untuk melestarikan anggrek alam yang terancam punah.

Ferry yang juga founder Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia (Biodiversitas Indonesia) mengatakan keberadaan anggrek spesies hutan tropis pegunungan Meratus atau yang biasa disebut anggrek Meratus di Kalimantan Selatan makin memprihatinkan. Hal itu disebabkan degradasi hutan oleh kegiatan alih fungsi lahan serta perambahan anggrek alam.

Lewat taman anggrek yang ia bangun, Ferry berharap spesies anggrek alam khas hutan Meratus yang terkenal indah dan eksotis bisa dijaga dan dilestarikan agar tidak punah.

Baca juga: Keindahan Panorama Air Terjun Moramo: Bertingkat-tingkat, Bersih dan Asri

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus