Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

David Schwimmer Desak Elon Musk Hentikan Ujaran Antisemitisme Kanye West di X

David Schwimmer mendesak Elon Musk untuk menghentikan Kanye West menyebarkan ujaran antisemitisme di X. Ia menilai bungkamnya Musk bentuk dukungan.

10 Februari 2025 | 23.44 WIB

Kanye West. Foto: Instagram/@kimkardashian.
Perbesar
Kanye West. Foto: Instagram/@kimkardashian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Aktor, komedian, serta sutradara asal Amerika Serikat, David Schwimmer, mendesak Elon Musk untuk menghentikan Kanye West menyebarkan ujaran antisemitisme atau kebencian terhadap orang Yahudi di platform X. Schwimmer menilai, dengan tetap memberi ruang bagi West, Musk ikut berkontribusi dalam menyebarkan kebencian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Kita tidak bisa menghentikan seorang fanatik yang tidak waras dari memuntahkan kebencian… Tapi kita BISA menghentikan dia mendapatkan panggung, Musk,” tulis Schwimmer dalam unggahan Instagram pribadinya pada Jumat, 7 Februari 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pilihan Editor: Elon Musk Kritik Sikap Bungkam Jennifer Lopez tentang Skandal Sean 'Diddy' Combs

Kontroversi Kanye West Soal Antisemitisme

Kanye West, musisi peraih 24 Grammy, kembali menuai kecaman setelah mengunggah serangkaian pernyataan kontroversial di X. Dalam beberapa cuitan yang kini telah dihapus, ia menulis, “Saya tidak akan pernah meminta maaf atas komentar saya tentang Yahudi,” dan “Saya seorang Nazi. Hitler sangat keren.” 

Schwimmer menyoroti besarnya pengaruh West di media sosial. “Kanye West memiliki 32,7 juta pengikut di platform Anda, X. Itu dua kali lebih banyak dari jumlah seluruh populasi Yahudi di dunia. Ujaran kebenciannya berujung pada kekerasan nyata terhadap Yahudi,” ungkapnya dalam unggahan di Instagram. 

Jennifer Aniston dan David Schwimmer. Intstagram

Schwimmer juga heran mengapa belum ada tindakan tegas terhadap West. Bintang sitkom Friends (1994) itu juga mempertanyakan apakah yang lebih mengkhawatirkan—pengakuan Kanye West sebagai Nazi yang berarti mengancam kelompok-kelompok marginal, termasuk dirinya sendiri, atau kurangnya kemarahan publik yang cukup untuk menindak dan melarangnya dari media sosial. “Diam berarti berkompromi,” tulisnya. 

Kecaman dari Komunitas Yahudi 

Komentar Kanye West memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk American Jewish Committee (AJC). Lembaga itu menilai West terus menggunakan platform-nya untuk menyebarkan kebencian dan berpotensi membahayakan komunitas Yahudi. 

“Sebagian orang mungkin mengabaikan ocehannya, tetapi kita tidak boleh meremehkan pengaruh berbahayanya terhadap jutaan pengikutnya, terutama di media sosial, tempat antisemitisme semakin berkembang,” tulis AJC dalam pernyataannya, dilansir dari Deadline

Menurut AJC, ujaran kebencian yang dibiarkan tanpa tindakan hanya akan semakin meluas. “Di saat antisemitisme meningkat ke level mengkhawatirkan di seluruh dunia, Kanye secara aktif membahayakan komunitas Yahudi,” ungkap organisasi tersebut. AJC meminta para figur publik, terutama di industri hiburan yang memiliki pengaruh seperti Kanye West, untuk bersikap tegas menentang ujaran kebencian yang terang-terangan.

Dilansir dari The Guardian, West bukan pertama kali terseret dalam kontroversi semacam ini. Pada 2022, pelantun ‘I Wonder’ itu juga sempat dilarang menggunakan beberapa media sosial setelah melontarkan komentar serupa. Setahun kemudian, ia meminta maaf dalam bahasa Ibrani. “Saya dengan tulus meminta maaf kepada komunitas Yahudi… Saya tidak berniat menyakiti atau merendahkan, dan saya sangat menyesali rasa sakit yang mungkin telah saya timbulkan,” ungkapnya saat itu. 

Elon Musk dan Kebijakan Kebebasan Berpendapat 

Seruan Schwimmer tampaknya tak menggoyahkan kebijakan Musk dalam mengelola X. Sejak mengambil alih platform tersebut pada 2022, Musk berulang kali menegaskan bahwa ia menolak sensor, bahkan jika itu berdampak pada hilangnya pendapatan iklan. 

“Saya pikir penting memiliki platform kebebasan berpendapat di mana berbagai pandangan dapat diungkapkan,” kata Musk dalam wawancara pada Juni 2024, dilansir dari Deadline. Musk sendiri juga penuh kontroversi. Bulan lalu, ia dituduh menunjukkan gestur yang menyerupai salam Nazi dalam acara pelantikan Donald Trump di Washington, D.C. Insiden itu menambah sorotan terkait sikap Musk terhadap antisemitisme. 

INSTAGRAM | DEADLINE | THE GUARDIAN | X

Adinda Jasmine

Adinda Jasmine

Bergabung dengan Tempo sejak 2023. Lulusan jurusan Hubungan Internasional President University ini juga aktif membangun NGO untuk mendorong pendidikan anak di Manokwari, Papua Barat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus