Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan meresmikan taman anggrek (orchidarium) pertama dalam kawasan taman nasional seluas 50.276 hektare itu. Taman anggreknya bernama Orchidarium Ranu Darungan alias Taman Anggrek Ranu Darungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Taman anggrek seluas 2.800 meter persegi ini berlokasi di Resor Ranu Darungan Seksi Pengelolaan Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah IV Pronojiwo Bidang Pengelolaan Taman Nasional (PTN) II Wilayah Lumajang Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Secara administratif, Resor Ranu Darungan berada di Dusun Darungan Desa Pronojiwo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Resor Ranu Darungan Toni Artaka mengatakan Orchidarium Ranu Darungan akan diresmikan oleh Wiratno selaku Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Bupati Lumajang Toriqul Haq dan Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardhani.
Acara peresmian taman anggrek disatukan dengan kegiatan bertajuk “Ekspos Inventarisasi dan Verifikasi Potensi Kawasan di Resor Ranu Darungan” serta bedah buku berjudul Suaka Puspa di Tanah Para Dewa karya jurnalis perempuan Titik Kartitiani di Tumpak Sewu Homestay, Dusun Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Sabtu, 26 Maret 2022.
“Alhamdulillah, taman anggrek yang sudah lama dirintis sebagai kegiatan konservasi anggrek sejak 2013 sampai dibangun lokasi khusus pengumpulan anggrek di tepi Ranu Darungan sudah bisa diperkenalkan dan dibuka bagi masyarakat,” kata Toni Artaka kepada Tempo, Jumat sore, 25 Maret 2022.
Menurut Toni, Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung atau bird watching. Sejak dibangun 2018 hingga kini, Orchidarium Ranu Darungan mengoleksi 198 dari 255 jenis anggrek yang tercatat ada di dalam kawasan TNBTS.
Salah satu koleksi anggrek di Orchidarium Ranu Darungan. TEMPO/Abdi Purmono
Kepala Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardhani mengatakan pada 2015, Pemerintah Pusat menetapkan TNBTS sebagai salah satu dari 10 destinasi prioritas. Penunjukan ini menggembirakan sekaligus jadi tantangan besar bagi Balai Besar TNBTS selaku pengelola kawasan.
Tantangan tersebut dijawab Balai Besar TNBTS antara lain dengan membangun taman edelweis yang dekat dengan Gunung Bromo, tepatnya di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan serta membangun Orchidarium Ranu Darungan di sisi selatan Gunung Semeru.
Novita mengatakan Ranu Darungan merupakan salah satu dari enam danau dalam kawasan TNBTS. Lima danau lainnya adalah Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Tompe, Ranu Pakis alias Ranu Kuning. Luas Ranu Darungan 0,25 hektare dan berada di ketinggian 830 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Balai Besar TNBTS menawarkan konsep wisata lain, yaitu orchiavitourism (wisata anggrek dan burung) sebagai kegiatan wisata minat khusus berbasis Orchidarium Ranu Darungan. “Kehadiran Orchidarium Ranu Darungan membuat TNBTS mempunyai wajah lain bahwa TNBTS tak cuma cerita tentang keindahan Gunung Bromo dan kegagahan Gunung Semeru. Tapi, masyarakat umum, mahasiswa dan peneliti pun boleh berwisata sekaligus belajar sainstifik anggrek dan burung di Darungan,” kata Novita.
Ujung-ujungnya, ujar Novita, TNBTS bercita-cita menjadikan Ranu Darungan sebagai pusat pendidikan konservasi keanekaragaman hayati (kehati) dan Orchidarium Ranu Darium bisa menyaingi orchid atau botanical garden kepunyaan Singapura.
Direktur Jenderal KSDAE Wiratno mengapresiasi setinggi-tingginya kinerja Balai Besar TNBTS yang telah membangun Orchidarium Ranu Darungan. Wiratno menilai taman anggrek Darungan sebagai perwujudan dari program kreatif TNBTS yang diusulkan dari lapangan lalu ditindaklanjuti dengan kerja-kerja berdedikasi tinggi.
Menurut Wiratno, konservasi mengandung tiga hal utama dan prinsip, yaitu mempelajari, menggunakan dan melestarikan. Kehadiran Orchidarium Ranu Darungan turut mewujudkan wajah konservasi yang lebih ramah, bukan hanya tempat untuk penyelamatan flora dan fauna.
Melalui Orchidarium Ranu Darungan, TNBTS bisa mengenalkan keanekaragaman anggrek alam serta burung-burung. Pengenalan ini mengajak masyarakat yang belum tahu bisa melihat sisi keindahan yang selama ini terabaikan.
Kemudian, kata Wiratno, Orchidarium Ranu Darungan bisa dimanfaatkan sebagai sumber genetik untuk budidaya anggrek oleh masyarakat sekitar dengan mekanisme yang sesuai aturan perundang-undangan. “Pada akhirnya nanti, masyarakat turut menjaga anggrek di alam tetap lestari, serta hubungan antara rimbawan TNBTS dan masyarakat bisa semakin erat dan harmonis,” ujarnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.