Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Letusan Gunung Samalas atau kini populer dengan sebutan Gunung Rinjani, menyebabkan hilangnya sebuah kerajaan yang berlokasi di Tanak Beak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebagaimana dinukil dari Antara, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berencana mengembangkan Diorama Tanak Beak. Dengan adanya diorama tersebut wisatawan bisa lebih mengenal asal usul atau babat Tanah Lombok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Wisata sejarah dan geologi tersebut akan dipusatkan di Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Namun, untuk mengembangkan Tanak Beak, membutuhkan infrastruktur yang memadai.
"Timbunan-timbunan perbukitan bekas letusan Gunung Samalas (Rinjani) ini layak untuk digali, selain digali perlu juga diperbaiki jalannya untuk mempermudah wisatawan melihat peninggalan-peninggalan yang bersejarah ini," ujar Gubernur NTB Zulkieflimansyah saat mengunjungi lokasi Dioarama Tanak Beak bersama Ahli Geologi, Heryadi Rachmat.
Letusan yang melumat Kerajaan Pamatan tersebut terjadi pada 1257. Konon, letusannya lebih dahsyat dari Gunung Tambora dan Gunung Krakatau. Letusan Rinjani kala itu, bahkan membuat kerajaan kuno bernama Pamatan lenyap tertimbun pasir.
"Daerah ini dipenuhi pasir dan setelah penambang menggali sedalam 15 meter, ditemukanlah tanah asli Kerajaan Pamatan. Jadi pasir yang digali dan ditambang masyarakat itu adalah pasir yang menutup kampung dan kerajaan khebat ini," ujar Zulkieflimansyah.
Menurut Zulkieflimansyah, kampung ini memiliki banyak artefak dan peninggalan sejarah. Benda-benda arkeologi itu bisa mengungkapkan fakta pada masa lalu, mengenai Mataram.
Sementara itu, Haryadi menjelaskan bahwa di perbukitan Tanak Beak, banyak memiliki peninggalan bersejarah, "Peninggalan purbakala yang ditemukan berupa alat masak, gerabah, bahkan gigi-gigi. Inilah bekas peninggalan Kerajaan Pamatan yang tertimbun akibat letusan Gunung Samalas," ujarnya.