Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tren kecantikan Botox dan filler sedang naik daun di dunia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa ini bisa menjadi masalah saat traveling, terutama di pemeriksaan imigrasi. Botox dan filler sedikit banyak mengubah bentuk wajah seseorang sehingga petugas imigrasi harus benar-benar memastikan bahwa orang yang ada di foto di paspor benar-benar sama dengan yang sedang bepergian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masalah ini mulai terungkap di publik setahun yang lalu ketika influencer TikTok Joanne Prophet melaporkan bahwa ia ditarik ke sebuah ruangan selama sekitar satu jam di Turki oleh enam petugas keamanan bandara. Hal ini, katanya, terjadi setelah petugas keamanan bandara memberi tahu bahwa foto paspornya, yang berlaku selama 10 tahun dan diambil sebelum ia menjalani operasi plastik dan filler kosmetik, tidak sesuai dengan penampilannya saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak foto-foto tersebut diambil, Joanne telah melakukan implan payudara, veneer gigi, filler dagu dan bibir, operasi hidung, dan suntikan pelarut lemak. Rambutnya juga telah berubah, dari pirang platinum menjadi pirang keabu-abuan panjang dengan ekstensi.
Perjalanan tertundan dan tambah biaya
Itulah alasannya mengapa Botox dan filler dapat menyebabkan perjalanan jadi tertunda dan muncul biaya tambahan
"Anda perlu memperbaikinya karena ini sama sekali tidak mirip dengan Anda dan mungkin itulah sebabnya Anda terus-menerus ditarik," kata staf keamanan Bandara Manchester kepada Joanne saat ia mendarat.
Meskipun paspornya akan kedaluwarsa setahun kemudian, Joanne harus membuat paspor baru dan membayar lagi.
Pengalaman Joanne memicu beberapa komentar dari orang lain, kebanyakan dari mereka adalah wanita, yang melaporkan pengalaman serupa di bandara di seluruh dunia.
“Kamera imigrasi Turki di pemeriksaan paspor menangkap perubahan kecil pada hidung saya yang baru saja dioperasi dan mereka terus-menerus bertanya,” komentar seorang wanita di TikTok.
“Mengingat di sanalah banyak orang terbang untuk operasi, mereka perlu memperbaikinya,” jawab Joanne.
Wanita lain juga melaporkan memiliki pengalaman serupa di Tanjung Verde dan Singapura. Salah satu mengatakan mereka harus menunjukkan foto sebelum filler saat diinterogasi.
Teknoogi biometrik dan pengenalan wajah
Para pakar perjalanan memperingatkan para pelancong bahwa mereka harus berhati-hati sebelum naik pesawat. Apalagi, sekarang teknologi biometrik dan pengenalan wajah semakin banyak digunakan untuk pemeriksaan paspor. Perubahan wajah dapat menimbulkan pertanyaan tentang identitas.
Menurut penyedia layanan liburan Travel Republic, masalah pengenalan wajah di bandara kini sudah umum terjadi dan dapat mengakibatkan penundaan dan bahkan pembatalan.
"Komputer bandara menggunakan jarak antara pupil, telinga, hidung dan mulut, lebar mulut dan mata, dan banyak lagi," kata Karolina Turowska, pakar fotografi biometrik dan perjalanan untuk Passport-Photo online kepada Buzzfeed.
Penyedia layanan liburan itu bahkan mengeluarkan pengingat kepada wisatawan yang menjalani operasi plastik wajah bahwa mereka perlu memiliki foto paspor yang menyerupai penampilan mereka saat ini.
Ganti paspor
Gemma Brown, kepala Travel Republic, mengatakan bahwa perubahan kecil seperti gaya rambut baru, menumbuhkan jenggot, atau sedikit kenaikan berat badan tidak memerlukan paspor baru. "Namun, saat menjalani rekonstruksi wajah besar atau prosedur kosmetik yang mengubah fitur wajah inti, sebaiknya Anda memperbarui foto paspor untuk memastikan identitas Anda tetap akurat," kata dia.
Namun, jika pelancong baru saja menjalani operasi dan perlu naik pesawat, pilihan terakhir adalah meminta dokter untuk menulis catatan yang menjelaskan alasan mengapa wajah terlihat berbeda dari foto paspor.