Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang turis mendapat kecaman di Internet setelah merusak lukisan tua di sebuah gua kuno di Pegunungan Sierra Sur de Jaén, Spanyol. Turis tersebut dilaporkan menyiram lukisan kuno di dinding gua dengan air sebelum mengambil gambarnya. Dia berharap air dapat memperjelas gambar pada lukisan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari New York Post, Sabtu, 10 Agustus 2024, dia diselidiki setempat setelah mengunggah foto-foto seni bersejarah yang rusak itu. Pria berusia 39 tahun, yang tidak disebutkan namanya dari Los Villares, Spanyol, mengaku ingin mendapat gambar yang lebih jelas dan lebih terang dari karya-karya yang tak ternilai harganya. Gambar tersebut dibuat ribuan tahun yang lalu.
Lukisan Tua Rusak
Untuk mendapatkan foto yang sempurna, ia menyiramkan cairan ke lukisan-lukisan yang berharga. Lukisan gua itu merupakan bagian dari situs yang dianggap bernilai sejarah oleh kelompok warisan negara itu. Turis itu kemudian mengunggah gambar-gambar basah itu di Facebook, menurut pasukan perlindungan alam Guardia Civil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seni kuno tersebut dibuat di atas batu kapur, yang mengandung garam yang larut dalam air dan larut dalam cairan. Penyiraman itu meninggalkan kerak yang menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada lukisan, kata para pejabat, seperti dilansir dari The Daily Beast.
Tidak jelas kapan vandalisme itu terjadi. Berita-berita yang beredar juga tidak menjelaskan apa yang digambarkan dalam seni tersebut, tetapi beberapa seni gua dari daerah tersebut menunjukkan desain seperti figur tongkat yang memudar dan bernoda hitam.
Warisan Budaya Dilindungi
Beberapa lukisan di pegunungan yang menakjubkan itu diyakini berusia lebih dari 6.000 tahun. Lukisan itu dilindungi secara hukum oleh sebuah lembaga warisan, yang menyoroti signifikansi historisnya. Undang-undang perlindungan di Spanyol sangat ketat, terutama yang menyangkut situs budaya dan sejarah. Kerusakan apa pun pada situs tersebut dapat mengakibatkan konsekuensi hukum yang serius, karena mengancam pelestarian warisan budaya yang tak ternilai.
NEW YORK POST | ECONOMIC TIMES
Foto 
