Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Berada di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat, desa Sapit menjanjikan sebuah pemandangan indah yang menyenangkan mata pengunjungnya. Di sana, di atas ketinggian 697 meter di atas permukaan laut, pengunjung bisa melihat panorama matahari terbit yang memukau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak lama, wisatawan menjadikan desa Sapit sebagai titik menikmati terbitnya matahari. Keindahan mentari pagi biasanya dijadikan objek wisata mengawali tahun baru setelah menikmati pesta akhir tahun di Lombok. Ada paket melihat matahari terbit awal tahun di Sapit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Matahari terbit muncul persis di ufuk kepala pulau Sumbawa. "Apalagi bulan purnama yang langsung menyinari air laut mengkilat dan sangat terang terlihat di kejauhan,'' kata Ronny Noor, salah satu pemilik homestay di kawasan itu.
Desa Sapit bisa ditempuh dalam waktu dua jam dari Kota Mataram. Pengunjung akan disambut dengan hawa sejuk pegunungan di sana.
Di sekitar desa Sapit ini, pengunjung bisa mendatangi Bukit Pal Jepang di ketinggian 2.300 mdpl. Dinamai Bukit Pal Jepang, karena di sana ada pal (tonggak batu penanda) peninggalan zaman pendudukan Jepang.
Lokasinya cocok untuk wisatawan yang hobi berkemah karena ada camping ground seluas 2,5 hektare. Pengunjung bisa menikmati matahari terbit dan tenggelam di atas bukit tersebut.
Sayangnya, beberapa waktu lalu pal tersebut dihancurkan karena salah persepsi sebagai penanda lokasi penyimpanan harta peninggalan Jepang. Padahal setelah dibongkar tidak ditemukan adanya harta.
Seorang anggota Polisi Hutan KPH Rinjani Timur di Sapit, Sabri mengatakan bukit pal Jepang biasanya ramai di datangi wisatawan saat musim panas untuk melihat matahari terbit dan tenggelam. "Kalau musim panas ramai. Seperti di negeri di atas awan karena awan yang menyelimuti lokasi,'' ujarnya.
Keindahan Sapit tak sampai di situ. Di sekitar Sapit juga ada pemandian Lemor, Kebun Raya Lemor dan sumber air panas Sebau. Semuanya melengkapi kebutuhan wisata para pengunjung.
Misalnya sumber air panas Sebau yang sering didatangi wisatawan yang ingin mandi air panas belerang. "Mereka yang datang ke Sebau berkepentingan berobat penyakit kulitnya,'' ucap Sabri.
Bagi wisatawan yang ingin ke desa Sapit, sudah tersedia sejumlah homestay untuk menginap, termasuk milik Ronny Noor. Pastikan Anda memerhatikan protokol kesehatan.