Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Pantai Nipah di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat atau NTB, selama ini dikenal sebagai tempat wisata kuliner ikan bakar. Berjajar warung makan ikan bakar di pinggir jalan jurusan Senggigi - Pemenang jika hendak menyeberang ke pulau wisata Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di balik warung-warung itu, tersembunyi pantai yang indah dan asyik menjadi tempat makan ikan bakar. Dan di sana pula tempat konservasi penyu yang dijadikan destinasi wisata edukasi oleh Turtle Conservation Community atau TCC Nipah. Lembaga konservasi ini didirikan oleh pemuda setempat untuk membantu menyelamatkan satwa yang dilindungi.
Luas Pantai Nipah sekitar 30 hektare. Sejauh 35 meter dari bibir pantai, terdapat beberapa kolam sementara semi alami berpasir sebagai tempat penangkaran telur penyu. Ukuran kolam bervariasi. Ada yang kedalamannya 30 sentimeter dengan diameter 35 sentimer, ada pula empat unit kolam dengan ukuran 5 meter x 2 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat kolam yang besar itu merupakan kolam pemeliharaan penyu yang ditetaskan. Ada empat jenis penyu yang sering didapat, yaitu penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), penyu Hijau (Chelonia mydas), penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu Tempayan (Caretta caretta). Terkadang ada pula penyu Belimbing (Dermochelys coriacea).
Pelepasan bayi penyu di Pantai Nipah, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Dok. TCC Nipah
Wisatawan yang datang bisa menimba ilmu tentang penyu. Turtle Conservation Community Nipah tidak mematok tarif, namun mereka menerima jika ada yang berdonasi. Petugas TCC Nipah akan menjelaskan tentang kegiatan konservasi yang mereka lakukan sejak 2018. "Sekitar 40 orang datang ke sini setiap hari," kata Ketua TCC Nipah, Fikriludin, 40 tahun.
Pantai Nipah terletak di Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Pengendali Eksistem Hutan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat atau BKSDA NTB, Kurniasih Nur Afifah mengatakan, Pantai Nipah termasuk salah satu Kawasan Ekosistem Esensial atau KEE di Kabupaten Lombok Utara.
Mulai tahun ini, BKSDA NTB, Depot Pengisian Pesawat Udara Bandara Internasional Lombok - Pertamina, Geopark Rinjani, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, mendukung kegiatan konservasi penyu oleh TCC Nipah. Selain di Kabupaten Lombok Tengah, ada pula organisasi konservasi penyu di Lombok Barat bernama Kerabat Penyu Lombok di Kuranji Dalam, di kawasan Gunung Tunak dan Teluk Ujung di Kabupaten Lombok Tengah, dan Gili Sulat dan Gili Petagan bagian selatan Kabupten Lombok Timur.
Pemerliharaan terumbu karang di Pantai Nipah, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Dok. TCC Nipah
Sekretaris TCC Nipah, Dedi Eka Rahman menjelaskan kegiatan mereka bermula dari keprihatinan terhadap keberlanjutan hidup penyu. Dari sejarahnya, menurut dia, semula telur penyu yang dikonsumsi diperjualbelikan di Pasar Kebon Roek Ampenan. Mengetahui satwa itu dilindungi, maka muncul gerakan untuk melestarikan daur hidup penyu dengan menjaga tempatnya bertelur.
Kegiatan konservasi TCC Nipah juga meliputi pemerliharaan terumbu karang di kawasan Pantai Nipah dan bersih-bersih lingkungan. Di sana juga terdapat 325 media transplantasi karang yang ditempatkan berupa table, hexagola, atau spider yang seperti laba-laba berbentuk enam sisi terbuat dari besi beton delapan mili.
Wisatawan dapat mengenal satwa penyu, dahur hidupnya, hingga hubungan pelestarian penyu dengan terumbu karang. Penyu sisik dan penyu hijau misalkan, biasanya merumput padang lamun. Penyu sisik lebih suka mencari makan di antara bebatuan karang dan mencari spon laut sebagai benalu yang ditempeli jasad renik sebagai benalu yang melekat dan menggangu perkembangan terumbu karang. "Dengan begitu, keberadaan penyu membantu kelestarian terumbu karang juga," katanya.
Pelepasan bayi penyu di Pantai Nipah, Kabupaten Lombok Utara, NTB. Dok. TCC Nipah
TCC Nipah menyimpan menyimpan 4.000-an butir telur dari penyu yang bertelur sekitar April, Mei, dan Juni 2021. Hampir setiap malam menjelang pagi terdapat penyu bertelur. Para relawan TCC Nipah mengamankan area seluas 500 meter persegi di sekitar pantai supaya para penyu yang hendak bertelur aman dari perburuan dan predator, seperti biawak dan anjing.
Kegiatan konservasi TCC Nipah, NTB, berhasil mengubah pola pikir nelayan dan penduduk sekitar yang dulu memburu telur penyu. Saat ini, mereka turut berpartisipasi dengan menyediakan pakan ikan tongkol dan teri untuk pakan anak penyu. Telur penyu menetas sekitar dua sampai tiga bulan. Kemudian bayi-bayi penyu dipelihara di dalam kolam selama dua sampai sembilan bulan, tergantung kebutuhan pelepasannya.
Baca juga:
Cara Para Pelaku Wisata NTB Bertahan di Tengah Pandemi