Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, beragam pengembangan dilakukan di air terjun Palano.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tahun ini, Dinas Kehutanan Sumatera Barat membangun dua unit wahana wisata di lokasi, yakni sepeda gantung dan waterfall climbing. "Kami menargetkan pertengahan Desember 2020 pembangunan wahana tuntas dan segera beroperasi," kata pejabat Dinas Kehutanan Sumatera Barat, Madrianto, Senin, 30 November 2020.
Pembangunan wahana itu didukung dengan Dana Insentif Daerah (DID) 2020 sebesar lebih kurang Rp 180 juta.
Setelah wahana beroperasi, Madrianto yakin kunjungan akan meningkat signifikan sehingga mampu mengenjot ekonomi masyarakat setempat. Pihaknya memprediksi kedatangan wisatawan per minggu paling sedikit mencapai 1.200 orang per bulan.
Jika 480 wisatawan atau 40 persen dari total kunjungan per bulan menjajal sepeda gantung atau waterfall climbing maka pendapatan akan semakin bertambah. "Jika sewa wahana Rp10 ribu untuk sekali menjajalnya, maka per bulan dari kegiatan ini BUMNag akan meraih pendapatan Rp4,8 juta, sehingga jika ditotal seluruh pendapatan per bulan mencapai lebih kurang Rp10,8 juta," kata Madrianto.
Sebelum ada dua wahana itu, air terjun Palano sebenarnya sudah memiliki daya tarik, yaitu tanaman eksotis anggrek putih.
Tanaman Anggrek Putih bisa dengan mudah ditemui di kawasan air terjun. Pemerintah setempat pun berencana me jadikan kembang cantik tersebut sebagai ikon kawasan.
Dan tentu saja, keasrian kawasan air terjun menjadi daya tarik utamanya. Pengunjung bisa menikmati indahnya alam ditemani beragam jenis suara burung setiap waktu. Khusus di pagi hari, suara Siamang akan terdengar saling bersahutan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini