Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Lombok Nusa Tenggara Barat punya objek wisata olahragabyang bisa menjadi pilihan. Wisatawan bisa berlari sambil menjelajah alam sekitar Gunung Rinjani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rutenya sejauh 10 kilometer berupa lintasan lari melewati hijaunya areal persawahan di Desa Tanak Beak Kabupaten Lombok Barat dan Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara di Kabupaten Lombok Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua desa tersebut merupakan lintasan keluaran erupsi Gunung Samalas (kini disebut Rinjani) pada 1258. Pengelolanya adalah Dewan Pelaksana Rinjani Lombok yang mengelola UNESCO Global Geopark Rinjani.
Kegiatan jelajah alam yang disebut Geotrail Mission Run akan dilaksanakan 13-14 Maret 2021. Ajang itu merupakan sebuah atraksi lomba lari dengan misi 3 orang dengan waktu tercepat dan poin tertinggi (dari penyelesaian misi).
Selain berolahraga sambil menikmati keindahan alam pedesaan yang asri, penggemar jelajah alam akan diajak untuk menikmati interaksi dengan penduduk setempat melalui aneka tantangan yang harus dilakukan sebagai bagian dari lomba itu sendiri. Tantangannya berupa melakukan aktivitas keseharian masyarakat desa.
Dewan Pelaksana Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark menyelenggarakan Geotrail Mission Run bekerjasama dengan banyak lembaga diantaranya Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram (STP-Mataram), Ikatan Ahli Geologi Pengda NTB, Ikatan Keluarga Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas NTB, Pemerintah Provinsi NTB, Taman Nasional Gunung Rinjani, Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dodokan Moyosari, Pemerintah Desa Tanak Beak, Pemerintah Karang Sidemen dan komunitas-komunitas lokal.
Misalnya membantu pengerajin membuat sedotan bambu ramah lingkungan, belajar cara membuat eco-brick dari kelompok masyarakat pengelola bank sampah, membantu aktivitas berkebun petani buah naga dan melakukan aksi penanaman pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap kelestarian alam.
Geotrail Mission Run (GMR) dilaksanakan untuk mendukung pengembangan geowisata di wilayah geopark, mendukung Program NTB Zero Waste, Program Kampung Iklim, NTB Hijau serta dalam rangka memperingati Hari Bakti Rimbawan Tahun 2021. Event ini juga merupakan pre-event dari Geotourism Fest & International Conference 2021.
Ketua Pelaksana Geotrail Mission Run Meliawati Ang berharap lokasi tempat diadakannya acara akan semakin dikenal secara luas. ''Dan memberikan efek domino berupa bergeraknya sektor perekonomian di suatu wilayah,'' katanya.
Meliawati mengatakan di banyak negara, sport tourism telah menjadi sektor yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan sebagai strategi pariwisata. ''Sport tourism memang tengah naik daun akhir-akhir ini,'' ujarnya.
Istilah ini dimaknai sebagai konsep acara yang memadukan olahraga dengan tourism atau berwisata sambil berolahraga. Melalui konsep ini, kegiatan olahraga dikawinkan dengan potensi wisata yang ada.
Data dari United World Tourism Organization (UNWTO) pada 2015 mengungkapkan bahwa sport tourism mengambil porsi 25 persen dari penerimaan industri perjalanan dan wisata. Di Indonesia, konsep ini juga mulai populer seiring banyaknya lokasi di berbagai daerah yang memiliki potensi wisata yang dapat dipadukan dengan beragam cabang olahraga, salah satunya adalah dengan olah raga lari.
Pada kegiatan perdana ini, jumlah peserta dibatasi hanya untuk 100 orang berasal dari kota-kota yang ada di Pulau Lombok dan NTB. Pembatasan ini sebagai bentuk kepatuhan dalam mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah di masa pandemi. Ke depan, kegiatan ini rencananya akan terus dilaksanakan rutin dengan memperbesar skalanya peserta yang terlibat hingga level nasional bahkan internasional saat situasi nanti kembali normal.
Ketua Masyarakat Geowisata Indonesia Heryadi Rachmat yang juga inisiator geopark di Indonesia menyebutkan letusan Gunung Samalas atau Rinjani Tua mendapatkan temuan beberapa artefak di Dusun Tanak Bengan Desa Tanak Beak Kabupaten Lombok Barat hingga Dusun Ranjok Desa Aik Berik Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah pada Juni 2018. Letusan Samalas ini terkuak dari Babad Lombok yang berada dalam lembaran lontar yang ada di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat.
Artefak yang ditemukan di gunung Rinjani berupa keramik dari Dinasti Tang Cina, bambu bagian dari bangunan tempat penyimpanan beras, berikut berasnya yang telah hangus terbakar oleh aliran piroklastik, serta tulang belulang dan gigi dari manusia.