Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) membantah pernyataan seorang pengemudi ojek online atau kerap disebut driver ojol yang mengaku dijebak polisi untuk mengirimkan paket baju berisi sabu. "Enggak ada Polri jebak-jebak itu," kata Kepala BNN Provinsi Lampung, Brigadir Jenderal Polisi Budi Wibowo, saat dihubungi Tempo pada Ahad, 28 Juli 2024. "Jadi, sama dengan orang pecandu lagi butuh, lagi pengen beli barang, kebetulan yang mengantar ojek."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Budi menyebut pecandu tersebut merupakan oknum polisi. Ia kurang mengetahui detail identitas oknum tersebut. Tapi pemesan narkoba tersebut merupakan pria berusia sekitar 30 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi melanjutkan driver ojol yang curiga dengan paket tersebut lalu melaporkan ke BNN Lampung. Pihaknya lantas bekerja sama dengan Kepolisian Daerah atau Polda Lampung.
Polda Lampung kemudian memeriksa oknum tersebut. Hasil urine menunjukkan oknum polisi ini positif menggunakan narkoba. "Jadi diduga kuat memang dia pengguna," tutur Budi. "Kemudiaan (oknum polisi) saat ini sudah diserahkan ke BNN untuk ditindaklanjuti."
Sebelumnya ramai di media sosial X, video pengakuan seorang driver ojol di Kota Bandar Lampung. Pengemudi ojek daring itu mengaku dijebak polisi untuk mengirimkan paket narkoba pada Rabu, 24 Juli 2024.
Nama driver ojol itu adalah Makmuri (29 tahun). Ia mendapat pesanan untuk mengantarkan paket berisi baju bayi. Namun, ia curiga karena pakaian yang diantar sudah lusuh.
Kemudian Makmuri menemukan sabu yang diselipkan di pakaian tersebut. Sabu itu dibungkus plastik klip kecil. Kepala BNN Lampung, Budi Wibowo, menyebut sabu itu hanya sekitar 0,5 gram. "Lalu saya lapor ke BNN agar segera ditindaklanjuti dan saya juga aman," kata Makmuri dalam sebuah video yang diunggah oleh akun X @Hera****** pada Sabtu, 27 Juli 2024.
Makmuri menyebut BNN lalu mengantarnya ke sebuah perumahan di Kecamatan Kemiling. Sesampainya di sana, sudah ada sebuah mobil yang menunggu. "Keterangan dari BNN 'sampeyan (kamu) mau dijebak'," ujar Makmuri.
Ia menuturkan kebetulan penerima paket sabu itu adalah polisi. Makmuri mengetahuinya karena telah mengecek nomor si penerima dengan aplikasi Get Contact.