Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Buron Dito Mahendra Masih di Indonesia? Berikut DPO Belum Tertangkap Termasuk Harun Masiku

Bareskrim Polri menyebut tersangka Dito Mahendra masih di Indonesia. Ini DPO yang belum tertangkap, tentu termasuk Harun Masiku.

23 Juli 2023 | 07.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pada a wal tahun 2020, publik dihebohkan dengan kasus dugaan suap calon legislator Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Harun Masiku. Harun Masiku diduga menyuap komisioner Komisi Pemilihan Umum Wahyu Setiawan untuk menjadi anggota DPR. Facebook.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan Mahendra Dito Sampurna alias Dito Mahendra belum menemui titik terang. Terbaru, Bareskrim Polri menyebut tersangka kasus kepemilikan senjata api ilegal itu masih di Indonesia. Aparat disebut telah menyita paspor dan Dito sudah dicekal. Pun tidak ada data Dito di perlintasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Artinya dia masih ada di Indonesia. Dan kita berupaya semaksimal mungkin untuk mencari,” kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Djuhandhani Rahardjo Puro kepada awak media, Jumat, 21 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasus ini terkuak setelah Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK menggeledah rumah Dito terkait kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi pada Senin, 13 Maret 2023. Penyidik menemukan total 15 senjata api dari rumah Dito Mahendra. Dito ditetapkan sebagai tersangka pada April lalu.

Namun pengusaha itu tak kooperatif dan selalu mangkir dari panggilan. Akibatnya, pada Mei, dia ditetapkan sebagai buron. Kasus Dito yang mangkir alias kabur dari pemanggilan polisi menambah deretan tersangka yang masuk daftar pencarian orang atau DPO. Mereka adalah Harun Masiku, Anton Tantular, dan Paulus Tanos.

Berikut beberapa tersangka yang masuk DPO yang belum ditemukan hingga saat ini, dihimpun Tempo.co

1. Tersangka kasus suap Harun Masiku

Harun Masiku ditetapkan sebagai tersangka kasus suap terhadap Komisioner KPU Wahyu Setiawan pada Januari 2020 lalu. Kasus bermula ketika Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada 8 Januari. Dalam operasi senyap itu, Tim KPK menangkap delapan orang. Empat di antaranya menjadi tersangka, termasuk Harun. Namun dia menghilang sejak OTT berlangsung.

Tim penyidik KPK terakhir kali mendeteksi keberadaan Harun Masiku di sekitar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Tim gagal menangkap lantaran dia diduga ditahan oleh sejumlah anggota kepolisian. Terhitung sejak 30 Juli 2021 lalu, Harun kemudian menjadi buronan internasional. Tak tanggung-tanggung, Interpol bahkan telah menerbitkan red notice untuk Harun Masiku.

2. Terdakwa kasus Bank Century Anton Tantular

Anton Tantular merupakan salah satu buronan interpol akibat kasus pencucian uang yang dilakukan bersama beberapa saudaranya. Bersama Hartawan Aluwi dan Hendro Wiyanto, dia terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang dan penipuan terhadap 1.100-an nasabah PT Antaboga.

Anton sudah divonis 14 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Agustus 2015. Namun dia tak pernah muncul untuk menebus kesalahannya. Hingga saat ini, keberadaan Anton masih tidak diketahui. Namun, sebuah sumber menyebut kepolisian telah menemukan posisinya. Tetapi polisi kesulitan memulangkan Anton lantaran tidak ada perjanjian ekstradisi antara Indonesia dengan negara tempat dia bersembunyi.

3. Tersangka kasus korupsi proyek e-KTP Paulus Tannos

Paulus Tannos ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi kasus e-KTP pada Agustus 2019. Direktur Utama PT Sandipala Arthaputra disebut telah merugikan negara hingga triliunan rupiah. Namun dia memilih kabur ketimbang mengikuti proses hukum. KPK lantas menetapkan Tannos masuk ke dalam DPO sejak 22 Agustus 2022.

Awal tahun ini, sejatinya dia bisa tertangkap di Thailand. Namun hal itu terkendala oleh red notice dari interpol yang terlambat terbit, karena ada pergantian nama. Perubahan data itu membuat KPK kudu mencari Paulus Tannos dengan nama barunya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus