Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Cara kb yang lain

Keluarga berencana di sulawesi utara maju. kb dengan cara aborsi banyak dilakukan. komres 1902 berhasil meringkus tiga dukun pelaku aborsi. (krim)

28 Februari 1976 | 00.00 WIB

Cara kb yang lain
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DUA tahun belakangan ini keluarga berencana di Sulut mencapai angka maju. Ini sesuai data resmi fihak BK KBN Dati I Sulut (TEMPO 17 Januari 1976). Usaha menciutkan pembiakan anak manusia ini berhasil digalakkan menurut cara yang dibolehkan oleh hukum maupun agama, lewat banyak klinik KB. Tapi kegiatan penyetopan kelahiran ini, secara gelap ada juga yang dilakukan lewat perbuatan melawan hukum. Perusakan janin dalam rahim para wanita belum bersuami -- yang sejak dulu sudah dikenal lewat tangan dukun-dukun kampung, sampai pada masa ramainya orang ber-KB sekarang ini -- ternyata masih banyak dilakukan orang. Para hamba hukum dari Komres 1902 Minahasa, Pebruari ini berhasil mencium bau amis perbuatan semacam ini, dan berhasil meringkus tiga orang nenek yang dicurigai sebagai tukang korek rahim wanita yang sedang hamil muda. Usaha polisi Tondano ini, di luar dugaan mengungkapkan pula perbuatan puluhan wanita muda yang dianggap masih gadis, tapi yang sudah pernah berhubungan dengan dukun untuk menggugurkan kandungannya -- ini tentu hasil hubungan gelap dengan pria yang tak bertanggung jawab. "Ini memang suatu masalah sosial yang cukup pelik di Minahasa sebagai daerah yang tak mengenal lokalisasi WTS tapi yang muda-mudinya punya pergaulan bebas", ucap Kapten Kadirun, Kabagres Komres Minahasa kepada TEMPO. Di kota Tondano saja, ibu kota Dati II Minahasa, sudah lebih dari sepuluh perempuan muda yang namanya ditangan polisi -- yakni yang pernah melakukan pengguguran kandungan belum lama ini. "Kebanyakan mereka dari desa Tataaran dan Koya", tutur Kadirun. Pengungkapan ini diawali dengan keluhan seorang isteri beranak empat yang melapor Polisi karena suaminya B.L., 25 tahun, tinggal di Desa Rerewokan, sudah main serong dengan seorang gadis, TT, 19 tahun, dari Desa Tutu. Untuk menyelidiki kebenaran keluhan ini, seorang anak buah Kapten Kadirun mengintip ke rumah TT. Di rumahnya ternyata TT yang ditunggui ibunya, sedang sakit. Sang petugas yang kebetulan kenal pada gadis ini sambil menyimak keterangan TT tentang sakitnya yang cukup parah, sekaligus menyarankan untuk pergi saja ke rumah sakit. Dengan diantar oleh polisi itu! akhirnya diketahuilah dari mulut dokter bahwa wanita itu baru saja menggugurkan kandungan yang sudah berumur 3 bulan. Tak ayal lagi laki-laki BL -- yang dituturkan TT sebagai penyebab perutnya berisi -- segera dimintai keterangan. BL pun tak menampik bahwa benar itu adalah hasil karyanya. Sekarang hidung polisi mulai diarahkan pada siapa pelaku pengguguran. Dari mulut TT dan ibunya, yang sudah bekerjasama mencari dukun, diketahuilah seorang perempuan bernama HK dari desa Rinegetan sebagai pelaku. Dukun HK bertahan pada pengakuan bahwa baru TT seorang yang jadi pasiennya selama ini. Tentang alat dan cara menggugurkan? "Sederhana saja" tutur sang dukun. "Hanya cukup dengan sedikit bawang merah yang direndam minyak kelapa lalu dioleskan ke pangkal perut, kemudian mulut rahim dikorek dengan jari, itu saja", ujarnya menjelaskan keahliannya. Hasilnya memang benar: perempuan itu tak lagi hamil, tapi akibatnya sampai seminggu di rumah sakit Tondano dengan ditunggui ibunya yang nampak menyesal. TT meraung-raung kesakitan tanpa dijenguk sekalipun oleh BL. "Kami angkat tangan merawatnya. dan terpaksa harus dikirim ke RS Gunung Maria Tomohon", kata bidan yang merawatnya. Sesudah kisah TT ini, polisi berhasil pula dengan jerat lainnya. Seorang dukun terkenal dari desa Tonsaru bernama SF, punya cara yang lain lagi. RR (19) dari desa Tataaran yang menjadi salah satu pasiennya Oktober 1975 berhasil dikosongkan perutnya tanpa terjadi jeritan apa-apa walaupun isi perut itu merupakan hasil hubungan gelap dengan seorang pemuda JM, sudah berisi selama 4 bulan. Karena bangganya dengan cara yang berhasil itu, di depan polisi sang dukun yang memegang sertifikat dari Dinas Kesehatan Minahasa sebagai sudah ditatar menjadi bidan kampung -- mengatakan tanpa merasa bersalah: "Saya toh tidak sama dengan dukun yang lain. Mengapa mesti ditahan?" sambil menunjukkan sertifikatnya. Tapi sang dukun tak bersedia menyebutkan nama-nama pasien yang sudah pernah ditanganinya. "Cukup banyak tapi sudah lupa", katanya. Pasal cara mengorek rahim, bidan kampung ini punya keahlian dan alat yang unik pula. Sepotong tali plastik kira-kira 20 senti sebesar lidi, cukup dibenamkan ke dalam rahim lewat liang senggama. Tiga hari kemudian plastik penyumbat ini berhasil melenyapkan kandungan. Dan cara ini sudah dipraktekkan S sejak 1972, meskipun ahli tentu bukan hasil penataran yang didapatnya dari dr. Tjaeng Men Hian di tahun 1965. Daun Singkong Seorang dukun lainnya, nenek berusia 78 tahun dari desa Tutu Tondano, bernama SK, punya praktek perdukunan yang lain pula. Kepada pasien hamil yang berniat mengosongkan perutnya, sang dukun cukup memberi resep 3 tablet nevaquin, 2 tablet antalgin dan 1 kapsul tetra. Obat-obat tersebut cukup menghilangkan indikasi bagi perempuan yang pernah lupa diri. Tapi salah seorang pasien dukun ini yang pernah menggugurkan kandungan berumur 2 bulan, menuturkan lain pada polisi. RSM, 21, janda muda dari desa Tataaran mengatakan bahwa si dukun sewaktu membenahi perutnya, di samping memberi tablet-tablet juga, menggunakan tangkai daun singkong, mirip cara dukun dari Desa Tonsaru yang pakai plastik di atas. Biar begitu nenek dukun ini tetap tutup mulut berapa orang yang sudan ditanganinya dan tak suka mengakui penggunaan tangkai daun singkong. "Ada keyakinan bahwa penggunaan tangkai daun singkong itu benar, sebab bentuknya mirip sekali dengan tali plastik", ucap seorang petugas pemeriksa. Bagaimana selanjutnya tindakan polisi menghadapi ulah para dukun dan perempuan-perempuan binal semacam ini, "saya hanya memperingatkan, jangan sampai saya ketahui pasti saya tangkap", ujar Kapten Kadirun pejabat Reskrhn yang disegani di Minahasa itu. Tapi siapa tahu, para dukun dan wanita-wanita muda model di atas jadi bersatu minta pasal-pasal KUHP yang anti pengguguran dicabut -- seperti yang lagi dengan gigih diperjuangkan wanita-wanita muda di AS, terutama perempuan-percmpuan dari lingkungan "Amerika baru".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus