Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Dandim Bantah Pendulang Emas Korban Pembunuhan KKB Merupakan Anggota TNI

Tommy mengatakan KKB sengaja menyebar informasi dengan menyatakan bahwa korban adalah anggota TNI.

9 April 2025 | 12.00 WIB

Anggota Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III bersama sejumlah warga mengevakuasi korban luka-luka akibat diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, 23 Maret 2025. Antara/HO/Dispenad
Perbesar
Anggota Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III bersama sejumlah warga mengevakuasi korban luka-luka akibat diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, 23 Maret 2025. Antara/HO/Dispenad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jayapura - Komandan Kodim 1715/Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo membantah pendulang emas yang menjadi korban pembunuhan KKB di Kali Silet perbatasan Kabupaten Yahukimo dengan Kabupaten Asmat merupakan anggota TNI. "Korban dipastikan bukan anggota TNI sehingga apa yang dinyatakan KKB adalah berita hoaks, bohong, atau tidak benar," kata Dandim Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo dikutip dari Antara di Yahukimo, Rabu, 9 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tommy mengatakan KKB sengaja menyebar informasi dengan menyatakan bahwa korban adalah anggota TNI. Padahal korban merupakan warga sipil yang mendulang emas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Tommy, hingga saat ini belum dapat dipastikan berapa banyak warga sipil yang bekerja sebagai pendulang emas dan menjadi korban keganasan KKB karena lokasinya yang jauh dan berada di perbatasan. Untuk mencapai lokasi tersebut, kata Tommy Yudistyo, kalau dari Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo, harus menggunakan helikopter. Sedangkan dari Kabupaten Asmat, dapat menggunakan perahu motor dengan menyusuri sungai.

Pelaku penyerangan dan pembunuhan terhadap pendulang diduga dilakukan KKB Yahukimo yang dipimpin Elkius Kobak, Minggu, 6 April 2025

Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan siap berperang terhadap prajurit militer Indonesia. Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan pihaknya siap berperang bila pemerintah tidak segera mengakui hak kedaulatan Papua.

"Kami siap melakukan perang sampai dunia kiamat, jika negara Indonesia tidak mengakui hak kedaulatan orang Papua dan disampaikan kepada pejabat-pejabat orang Papua untuk hentikan aktivitasnya sebagai agen pembunuhan bagi orang Papua," kata Sebby dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 8 April 2025.

Sebby mengatakan selama ini pihaknya telah mengetahui pergerakan intelijen militer Indonesia yang masuk ke wilayahnya. Dia mengimbau agar masyarakat Indonesia yang datang di wilayah itu untuk keluar dari Papua.

"TPNPB di 36 Kodap setanah Papua telah mengetahui gerak gerik agen intelejen militer Indonesia yang memasuki wilayah konflik bersenjata. Maka warga imigran Indonesia diminta untuk keluar dari wilayah perang," ucap Sebby

Pilihan Editor: Prajurit TNI Dua Kali Rudapaksa Jurnalis Juwita Sebelum Membunuh

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus