Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerbitkan data terkini ihwal dampak banjir di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Merujuk data tersebut, tercatat lebih dari 4.000 kepala keluarga (KK) menjadi korban akibat bencana banjir Tangerang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari mengatakan jumlah korban terdampak banjir di Kabupaten Tangerang hingga saat ini mencapai 2.305 KK atau 6.833 warga. Kemudian di Kota Tangerang Selatan, korban terdampak mencapai 2.030 KK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski korban terdampak banjir di masing-masing wilayah itu lebih dari dua ribu KK, menurut Abdul, kondisi di Tangerang dan Tangerang Selatan sudah mulai kondusif. BNPB bersama personel gabungan telah menggelar operasi pembersihan material dan evakuasi pasca-bencana.
“Banjir di sebagian besar wilayah telah surut. Adapun status tanggap darurat telah dikeluarkan oleh pemerintah setempat serta pendampingan sudah dilakukan oleh BNPB,” kata Abdul melalui keterangan tertulisnya, Ahad, 9 Maret 2025.
Menurut analis BNPB, bencana banjir yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia karena cuaca atau curah hujan ekstrem belakangan ini. Abdul menyebut puncak musim hujan akan terjadi hingga pertengahan Maret 2025.
“BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk waspada dan siap siaga. Kami juga mengimbau untuk penguatan rantai peringatan dini bahaya hidrometeorologi,” ujar Abdul.
Abdul turut meminta kepada masyarakat yang berada di kawasan rawan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan bila terjadi hujan deras dalam waktu yang lama. “Apabila terjadi hujan deras lebih dari satu jam, segera mengamankan barang-barang di rumah atau evakuasi dini ke tempat yang aman,” ucap Abdul.
Pilihan Editor: Polisi di Polda Kepri Peras Pengguna Narkoba dengan Cara KTP-nya Dipakai untuk Pinjol