DARI dalam bis Kramat Jati No. D 453 BY Tegal-Jakarta yang
sedang melaju cepat, tiba-tiba terlempar sebuah tubuh berseragam
hijau. Tapi bis itu tetap melaju, menembus terik siang di jalan
by pass, di Desa Kiajaran Kulon, 60 km dari Plumbon, Kab.
Cirebon.
Kepala Desa Kiajaran beberapa saat kemudian menemukan tubuh yang
terlempar itu dalam keadaan memar dengan mulut mengeluarkan
darah. Ada luka pada alis mata dan bibir bagian bawah. Korban
langsung dilarikan ke RS Kab. Indramayu, sejauh 20 km dari
tempat kejadian. Tapi, Koptu Jaenudin Noor, 35 tahun, dari
kesatuan Arhanud (Artileri Pertahanan Udara) asrama Plumbon tak
tertolong. Ia meninggal keesokan harinya, 20 Agustus 1981.
Niatnya untuk mengunjungi istri dan tiga anaknya di Desa
Kandanghaur, Indramayu, tak kesampaian.
Apakah Jaenudin korban perampokan? Ceritanya masih
bersimpangsiur. Antara menyebut bis itu dirampok. Dan Koptu
Jaenudin yang berusaha mencegah adanya perampokan itu, dihaj,ar
perampok lalu dilemparkan ke luar.
Membantah
Berapa jumlah perampok dan berapa kerugian belum jelas, karena
para penumpang bis hingga kini tak ada yang melapor. Begitu pula
baik sopir Aam, maupun kenek sedang diperiksa POMDAM Cirebon,
sementara kondekturnya dikatakan melarikan diri. Pihak POMDAM
belum bersedia mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap kedua
awak bis itu.
Tapi Kepala sagian Operasi perusahaan bis Kramat Jati di
Jakarta, Soedardjo, membantah peristiwa 19 Agustus itu sebagai
perampokan. "Bukan perampokan, tapi kecelakaan biasa," kata
Soedardjo. Dia mengisahkan, waktu itu Koptu Jaenudin berdiri di
pintu belakang. Karena penumpang penuh, bis melaju cepat, awak
bis tak mengetahui kalau ada penumpang yang jatuh. Baru
diketahui setelah ada mobil lain yang mengejarnya dan
memberitahu ada penumpangnya yang jatuh. Karena ketakutan, bis
dilangsungkan ke Jakarta. Sampai di Jakarta sopir tak melaporkan
kejadian ini. Hanya kenek yang melapor pada Soedardjo bahwa
ada penumpang yang jatuh dan mati.
Sebagai perusahaan yang memiliki armada sekitar 100 bis,
pimpinan perusahaan yang berpusat di Bandung itu, langsung
menyampaikan uang duka kepada keluarga korban. Pihak keluarga
almarhum, menurut Soedardjo, telah merelakan kematian Jaenudin.
Tapi ternyata peristiwa itu berbuntut. Kawan-kawan korban dari
asrama Arhanud, Plumbon mencurigai kematian Jaenudin. "Mereka
menakut-nakuti awak bis maupun penumpang Kramat Jari," kata
Soedardjo, 47 tahun. Bahkan beherapa sopir, kondektur dan kenek
perusahaan bis itu, katanya, dipukuli oknum-oknum Arhanud
Plumbon.
Akibatnya, 26 bis Kramat Jati yang biasa mengambil rute
Jakarta-Cirebon-Tegal-Semarang hingga minggu lalu tak
dioperasikan. "Sopir, kondektur dan kenek tak ada yang berani
menjalani rute itu " kata Soedardjo pula.
Benteng Jaya
Menurut sumber TEMPO di Pulogadung, para penumpang bis Kramat
Jati memang dikenal sering menjadi sasaran operasi para
pencopet. Karena kata sumber itu, para pencopet mendendam salah
seorang petugas perusahaan itu yang dikatakan telah melupakan
teman-temannya yang pernah bersama-sama melakukan berbagai
kejahatan di Jakarta dan tempat-tempat lainnya.
Sementara kasus 'pembajakan' ini belum selesai, tiga hari
setelah peristiwa Kramat Jati, bis Benteng Jaya B 7211 TN
digerayangi penjahat. Kejadiannya malam hari di luar Kota Tegal,
menuju Solo. Begitu lampu di dalam bis dimatikan, para penjahat
mulai menggerayangi saku penumpang, tas dan kopor. Kemudian
diketahui, uang milik tiga penumpang sebesar setengah juta
rupiah lebih lenyap.
Dari pelacakan, polisi kemudian berhasil menangkap tujuh orang
yang diduga sebagian dari para penjahat itu. Dari mereka disita
sejumlah uang rupiah dan 33 ribu yen, dua pisau belati, dan
pisau silet. Juga dua bundel karcis bis Kramat Jati.
sarang bukti terakhir ini mengingatkan peristiwa Kramat Jati.
"Dugaan saya cukup kuat, mereka adalah pelakunya," kata Danres
932 Indramayu, Letkol. Pol. A. Wachid yang menangani para
tersangka itu. Namun, karena mereka tetap menyangkal tuduhan,
pihak kepolisian mengharapkan ada penumpang dengan sukarela
menjadi saksi ketika terjadi kedua peristiwa tadi. Pangkopkamtib
Sudomo, dikabarkan telah mengirim petugas-petugas khusus untuk
turut mengusut kedua kejadian itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini