Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Yunan & Arman, Dua Pemerkosa

Kasus perkosaan terjadi dimana-mana penduduk desa tanjung bingei (sum-ut) demonstrasi menuntut pelaku yunan sembiring ditangkap. di bandung arman pane memperkosa karena dendam atas kematian adiknya.

12 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DEMONSTRASI kecil itu dilakukar 30 orang wanita, termasuk beberapa orang gadis. Sasaran mereka Kantor Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat, Sum-Ut. Dengan tuntutan: agar yang berwajib menangkap seorang yang disebut mereka tukang perkosa dan pencuri. Orang itu bernama Yunan Sembiring. Aksi 26 Agustus itu, adalah puncak keresahan penduduk desa-desa di kecamatan itu. Sebab sejak tiga bulan terakhir ini, tidak seorang pun penduduk, terutama wanita, berani keluar malam. Bahkan di siang hari pun, wanita desa-desa di situ tidak berani lagi pergi ke ladang, kalau tidak ditemani lelaki atau suami mereka. Seorang penduduk Desa Tanjung Bingei, Barian membenarkan, sudah 2 bulan terakhir ini, ia terpaksa selalu menemani istrinya ke ladang. Ketakutan yang sama juga dialami penduduk desa lainnya, Nguh beru Karo-Karo. Ibu seorang anak ini, tidak berani lagi menggembalakan delapan ekor kambingnya lebih dari 50 meter dari rumahnya. "Takut pada Unan (nama panggilan Yunan yang dikenal penduduk)," ujar Nguh beru Karo-Karo. Malu Keresahan penduduk itu bukan tidak beralasan. Pada 6 Maret 1981, seorang gadis kecil, Sejuk beru Ginting, 12 tahun, mengadu ke polisi Sei Bingei, ia nyaris diperkosa Yunan. Ketika itu Sejuk sedang main "alip-alipan" bersama teman-teman sebayanya. Pada saat Sejuk bersembunyi sendirian, tiba-tiba seseorang dengan cengkeraman kuat menyumpal mulut Sejuk, dan menarik gadis kecil itu ke semak-semak." Bajunya sempat dibuka, tapi untung tangan Yunan yang menyumpal mulut anak saya terlepas sehingga Sejuk bisa berteriak dan Yunan lari," tutur ibu Sejuk kepada TEMPO pekan lalu. Cerita yang sama juga dialami seorang gadis kecil lainnya, Mela, 14 tahun. Yunan mendatangi Mela ketika gadis itu sendirian di rumahnya. Perkosaan nyaris terjadi, kalau saja Mela tidak sempat berteriak. Tetapi bukan tidak sering pula Yunan berhasil menggagahi korbannya. Redup (bukan nama sebenarnya), 24 tahun, Juli yang lalu terpaksa menyerahkan kehormatannya setelah kalah mengadakan perlawanan terhadap Yunan. Jadi perkosa oleh Yunan di ladangnya, sementara bayinya yang baru berumur beberapa bulan menangis-nangis sendiri di pondoknya. Setelah puas, Yunan meninggalkan korbannya yang tersedu-sedu, disertai ancaman: jangan beritahukan kepada siapa pun. Ternyata Yunan belum puas. Ia masih terus mencari kesempatan mengulangi perbuatannya dengan Redup yang sebetulnya masih ada hubungan famili dengan Yunan. Tetapi keluarga itu tidak berani melaporkan. "Kami akan dibunuh semua kalau membeberkan perbuatan-perbuatannya," ujar Simson (bukan nama sebenarnya, ayah Redup. Jalan yang dipilih keluarga itu, mengungsi ke Namutakur, 2 kilometer dari desa mereka, Tanjung Bingei. Risikonya, sawah dan ladang mereka tidak terurus. Sikap keluarga Redup, dan juga korban-korban lain yang tak berani melapor, agak menyulitkan pihak berwajib. Selain karena diancam Yunan, mereka malu kalau mengakui sudah diperkosa, seperti dituturkan seorang tua Sekat Singarimbun, 57 tahun penduduk Namuukur, Ibukota Kecamatan Sei Binei. Sekat yang mengaku sudah sembilan kali berkelahi dengan Yunan, memastikan, "sekurangnya sudah sepuluh orang wanita yang digagahi Yunan, ditambah dua gadis tanggung hampir diperkosanya." Menurut Danres Langkat, Letkol. Pol. Wahyu Purnomo, baru ada dua pengaduan yang masuk ke polisi mengenai Yunan. Pertama pada 1978, karena Yunan mencuri ayam. Untuk itu Yunan sudah divonis 3 bulan penjara. Pengaduan kedua dari Sejuk beru Ginting yang hampir diperkosa Yunan Maret lalu. Namun karena keresahan sudah tercetus melalui demonstrasi kecil 30 wanita ke kantor kecamatan tadi, Danres Pangkat, Wahyu Purnomo membentuk tim khusus untuk melacak Yunan. Koramil setempat juga sejak dua minggu terakhir ini ikut mencari Yunan. Kesulitan utama adalah, karena tidak seorang pun menyimpan foto diri Yunan. Yunan diidentifikasi polisi sebagai lelaki berusia 29 tahun, berkulit kuning langsat dengan tinggi sekitar 160 cm. Keadaan alam di sekeliling kampung tempat tinggal Yunan di Tanjung lingei, tambah mempersulit menemukannya. Di kampung yang masih terdiri dari rumah-rumah panggung banyak berkeliaran anjing dan babi. Kalau ada orang asing masuk kampung, anjing pun menyalak memberi kesempatan Yunan lari," ujar Capa (Pol.) R. Ginting, Dansel ei Bingei. Agar Terpancing Usaha polisi untuk memepetkan Yunan adalah dengan melarang penduduk memberi kerja kepada istri Yunan, beru Cinting yang sehari-hari menerima upah di ladang orang lain. Dengan begitu polisi mengharap agar istri dan tiga anak Yunan kelaparan, sehingga Yunan terpancing keluar dari persembunyiannya. Beru Ginting membenarkan, sudah seminggu tidak bekerja. Tetapi suaminya itu kata Beru Ginting, "tidak pernah peduli nasib kami." Kalau pun Yunan pulang, "ia suka memukul saya dan anak-anak, karena saya tidak bisa memberinya uang," tutur Beru Ginting. Airmata meleleh di pipi wanita itu. Ternyata Yunan Sembiring tidak sendirian. Di Bandung mengganas pula Arman Pane, 28 tahun. Sekitar pukul 22.00 malam, 1 September lalu Arman bersama seorang temannya dengan sepeda motor memasuki daerah Jalan Cikaso, Bandung. Melewati Jalan Ciwaregu, Arman menjumpai seorang pemuda Agus, 18 tahun. Tanpa bertanya Artnan membacok Agus hingga luka parah. Dengan golok berlumuran darah, Arman menemui orang tua Agus. "Saya sudah membacok anak ibu, sekarang di mana Tono?" kata Arman dengan mantap. Tono adalah kakak Agus yang dicari Arman. Tentu saja ibu itu kaget dan cepat-cepat mengelak. Dari rumah Agus, Arman dan temannya mengejar pemuda-pemuda yang dijumpainya di Jalan Cikaso. Ketika sampai di Jalan Mahdapi, Arman mendekati sepasang remaja yang sedang duduk berpacaran. Arman mengacungkan goloknya dan menguras isi kantung si pria sebanyak Rp 11 ribu. Tidak hanya sampai di situ, Yatty, si gadis bukan nama sebenarnya) ditarik Arman dan dibawanya kabur dengan sepeda motornya. Tidak ada seorang pun yang berani menolong Yatty, walau orang-orang sepanjang jalan mengetahui Arman membawa lari Yatty. Subuhnya, sekitar pukul 5.00 pagi Yatty pulang dengan wajah loyo. Arman telah memperkosanya. Sebuah jam tangan dan cincin berlian yang dipakainya ikut dilucuti laki-laki yang kalap itu. Menurut pihak kepolisian Dantabes Bandung, perbuatan Arman itu diduga karena dendam atas kematian adiknya Iwa, 22 tahun, 8 Agustus yang lalu. Iwa yang baru saja keluar dari penjara, ditemukan tewas terkapar di Jalan Cihuni/Cikaso tanpa diketahui pembunuhnya. Konon Arman bersumpah, akan membunuh sekurang-kurangnya 10 orang pemuda Jalan Cikaso dan memperkosa 25 orang gadis yang tinggal di jalan itu. Sebelumnya Arman dikenal penduduk daerah itu, sering keluar masuk penjara dan pernah pula memperkosa dua orang gadis. Tentu saja, suasana di Jalan Cikaso menjadi tegang. Setelah pukul 19.00 tidak seorang pun pemuda-pemuda di daerah itu berani keluar rumah. Lebih-lebih wanita. "Kami benar-benar resah," ujar seorang ibu yang punya tiga orang anak, seorang di antaranya gadis--meskipun belum sampai terjadi demonstrasi seperti di Langkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus