Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Diperiksa Polisi, Presiden Arema FC Gilang Juragan 99 Bilang Posisinya sebagai Investor

Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana saat diperiksa sebagai saksi tragedi Kanjuruhan Malang oleh penyidik Polda Jawa Timur.

28 Oktober 2022 | 04.00 WIB

Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana alias Juragan 99 tiba untuk menyampaikan keterangan kepada wartawan di Sekretariat Arema FC, Malang, Jawa Timur, Senin, 3 Oktober 2022. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Perbesar
Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana alias Juragan 99 tiba untuk menyampaikan keterangan kepada wartawan di Sekretariat Arema FC, Malang, Jawa Timur, Senin, 3 Oktober 2022. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Surabaya -Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana saat diperiksa sebagai saksi tragedi Kanjuruhan Malang oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur, Kamis, 27 Oktober 2022, mengatakan bahwa posisinya di klub tersebut hanya sebagai investor.

Gilang yang akrab disapa Juragan 99 itu mengatakan kedatangannya ke Polda Jawa Timur untuk memberikan keterangan tambahan kepada penyidik mengenai tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang mengakibatkan 135 orang meninggal dunia, termasuk dua anggota polisi.

"Posisi saya di Arema, saya sebagai sponsor. Sebagai investor tidak ada dana yang masuk sama sekali," kata Gilang.

Mengenai persoalan manajerial klub, Gilang meminta penyidik bertanya langsung kepada pemilik Arema FC. "Untuk urusan manajerial silakan tanya sendiri ke owner," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022, terjadi kericuhan suporter usai pertandingan Liga 1 antara tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu mengakibatkan sejumlah suporter Arema turun dan masuk area lapangan pertandingan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam tragedi Kanjuruhan polisi berusaha menghalau ribuan suporter hingga kemudian ada tembakan gas air mata ke arah lapangan serta tribun penonton yang mengakibatkan suporter kocar-kacir. Sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia (sebagian tewas di lokasi stadion) akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang.

Baca Juga: Kesimpulan TGIPF: Gas Air Mata Penyebab Utama Kematian di Tragedi Kanjuruhan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus