Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden RI, Jenderal (purnawirawan) Try Sutrisno, menyanggah isi dokumen Kedutaan Besar Amerika Serikat soal keterlibatan Tentara Nasional Indonesia dalam peristiwa 1965. Try membantah TNI disebut terlibat dalam pembantaian anggota atau simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).
"(TNI) Bukan terlibat pemberontakannya, tapi yang memberantas PKI. Tanpa TNI, PKI menang, kamu semua ini hilang," kata Try SEusai acara kuliah umum "Setelah Perpu Ormas: Menjaga Konstitusi dan Demokrasi" di kantor PARA Syndicate, Kebayoran Baru, Jakarta, pada Kamis, 26 Oktober 2017.
Baca: Dokumen Rahasia AS Sebut Pihak-pihak yang Terlibat di Kasus 1965
Kedutaan Besar Amerika membuka 39 dokumen rahasia periode 1964-1968 atas permintaan lembaga nirlaba National Security Archive di The George Washington University, Amerika Serikat, pada Selasa, 17 Oktober lalu. Kebanyakan di antaranya surat kawat (telegram), laporan mingguan Kedutaan kepada Kementerian Luar Negeri Amerika, serta sebuah laporan situasi terbaru dari Direktur Intelijen Angkatan Udara RI.
Dalam dokumen tersebut antara lain disebutkan tentara Angkatan Darat terlibat dalam rencana penggulingan Presiden Sukarno setelah Gerakan 30 September 1965.
Dengan dibukanya dokumen itu, Komisi Nasional untuk Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berencana melanjutkan penyelidikan kasus pelanggaran HAM berat pada periode 1965-1966, yang selama ini terhalang karena berkas terus dikembalikan kejaksaan.
Baca juga: Komnas HAM Akan Lanjutkan Penyelidikan Peristiwa 1965
Purnawirawan Jenderal TNI yang pernah mendampingi Presiden Soeharto ini mempersilakan dokumen Amerika itu diadu dengan dokumen yang dimiliki Indonesia. "Silakan saja. Apanya yang mau diselidiki? Kita juga punya dokumen. Pokoknya, kalau ada dokumen dari luar, kami akan siap menghadapi," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini