Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

DPR Sebut Ada 2 Acuan untuk Tim Seleksi Merekrut Anggota KPU dan Bawaslu

Timsel diminta transparan mulai dari proses pengumuman calon pendaftar KPU dan Bawaslu, menyampaikan nama yang mendaftar dengan latar belakangnya

13 Oktober 2021 | 10.37 WIB

Saan Mustofa. TEMPO/Imam Sukamto
Perbesar
Saan Mustofa. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi II DPR Saan Mustopa mengatakan ada dua acuan untuk tim seleksi dalam merekrut komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) periode 2022-2027.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Mencari penyelenggara pemilu yang memahami beban kerumitan pemilu dan situasi kekinian yang dialami bangsa dan negara,” kata Saan dalam diskusi, Rabu, 13 Oktober 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saan mengatakan, Pemilu 2024 merupakan sejarah dalam tahun yang sama terdapat pemilu sekaligus pilkada. Di hari yang sama terdapat pemilihan presiden, legislatif DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan DPD. Selang beberapa bulan, ada pilkada untuk memilih 33 pasangan gubernur-wakil gubernur, dan 517 bupati-wakil bupati dan wali kota-wakil wali kota. “Tentu ini semua membuat beban dan tingkat kerumitan pemilu jadi lebih tinggi,” katanya.

Di saat yang bersamaan, kata Saan, situasi di Indonesia masih mengalami krisis akibat adanya pandemi Covid-19. Situasi tersebut membutuhkan penanganan serius dan memberikan dampak signifikan terhadap semua hal, termasuk sektor ekonomi. Politikus NasDem ini menilai, faktor tersebut harus menjadi pertimbangan agar komisioner KPU dan Bawaslu yang terpilih tidak semata-mata memikirkan beban dan kerumitan pemilu, tapi juga beban negara akibat pandemi.

Menurut Saan, ke depannya dibutuhkan pemilu yang efisien, inovatif, dan berkualitas. Hal tersebut akan bergantung pada penyelenggara yang dapat mendesain tata kelola kepemiluan. “Sehingga dari waktu ke waktu pemilu kita makin demokratis, sehat, dan output pemilu itu juga semakin baik,” kata dia.

Untuk mendapatkan penyelenggara pemilu yang ideal, Saan menuturkan, anggota tim seleksinya harus yang profesional, transparan, akuntabel, dan mandiri. Juga tidak terkontaminasi berbagai konflik kepentingan politik yang ada.

Timsel diminta transparan mulai dari proses pengumuman calon pendaftar KPU dan Bawaslu, menyampaikan detail nama yang mendaftar dengan latar belakangnya agar publik bisa melacak rekam jejaknya. “Nanti siapapun dari hasil timsel yang dikirim ke DPR, siapapun yang terpilih menjadi anggota KPU maupun Bawaslu, publik dari awal sudah tahu tentang kapasitas dan kredibilitas semua,” ucapnya.

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus