Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Latif Usman merespons munculnya petisi menutup lampu lalu lintas di lokasi kecelakaan maut truk Pertamina di turunan Jalan Transyogi, Cibubur, Bekasi. Petisi tersebut telah ditandatangani 42.205 orang hingga pukul 17.11 WIB, Kamis, 21 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dari kami, saat ini untuk sementara tidak diberlakukan, jadi kami tutup. Kita akan melakukan kajian kembali, dan akan kita usulkan nanti bagaimana, kalau tetap membahayakan akan diusulkan ditutup permanen," ujar dia saat dihubungi wartawan pada Kamis, 21 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, petisi penutupan lampu lalu lintas melalui change.org itu dibuat oleh seorang pengguna bernama Umi N dengan target awal tandatangan petisi sebanyak 35.000 orang, yang kini dinaikkan menjadi 50.000. Dalam deskripsi petisi, disebutkan penutupan lampu merah ini penting karena jalanan di lokasi itu turunan dan berbahaya.
Lampu lalu lintas itu pun disebutkan hanya untuk keluar masuk kendaraan proyek central business district (CBD) di seberang Citra Grand Cibubur. "Dengan adanya project tersebut dibuat lampu merah untuk keluar masuk kendaraan dari CBD, padahal kontur jalanan tersebut adalah turunan baik dari arah Jakarta maupun Cileungsi," tulis Umi N dalam petisi itu.
Warga memotret karangan bunga di lokasi kecelakaan maut kawasan Cibubur CBD, Jalan Raya Alternatif Cibubur, Rabu, 20 Juli 2022. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sesuai dugaan masyarakat, lampu lalu lintas atau lampu merah itu berpotensi menimbulkan kecelakaan. Dugaan itu kata Umi N terbukti dengan terjadinya kecelakaan di Cibubur antara truk Pertamina dengan belasan kendaraan pada Senin, 18 Juli 2022.
"Terjadi tabrakan yang memakan korban, kendaraan yang berhenti karena lampu merah dihantam oleh truk dari arah belakang karena turunan, apakah karena mengakomodir pembangunan proyek mengabaikan keselamatan pengguna jalan?" ujar dia.
KNKT investigasi kecelakaan di Cibubur
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga telah mulai melakukan proses investigasi menyeluruh atas kecelakaan maut di Jalan Raya Alternatif Transyogi Cibubur, Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi.
"Pertama kami periksa kendaraan, kemudian kami juga akan mengukur jalan ini, selopnya berapa, panjang landai tipisnya berapa, terus ada isu mengenai 'traffic light' juga, nanti kita amati dan analisa," kata Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan di Bekasi, Selasa, 19 Juli 2022.
Pihaknya juga akan meminta keterangan dari sang pengemudi mobil tangki bahan bakar minyak sebagai penyebab tabrakan untuk mengetahui seperti apa ihwal kejadian yang sebenarnya.
"Kami lakukan evaluasi komprehensif untuk menarik kesimpulan. Jadi, nanti kami akan menganalisis secara holistik semuanya. Kami terfokus pada kejadian di titik itu, atau bisa jadi melebar ke mana, tapi kami belum tahu," ucapnya.
Wildan menyatakan sejauh ini temuan KNKT masih bersifat kualitatif sehingga pihaknya belum dapat memberikan kesimpulan atas peristiwa kecelakaan maut yang menewaskan 10 orang itu walau untuk sementara waktu. "Ada yang menyatakan rem blong, turunan panjang, di sini sering terjadi kecelakaan, ada yang bilang 'traffic light'. Itu yang nanti kami analisis, kami hitung, detil, sehingga secara saintifik bisa menjelaskan bagaimana kecelakaan ini terjadi," ucapnya.
Baca juga: Dirlantas Polda Metro Jaya: Tersangka Kecelakaan Maut di Cibubur Hanya Sopir Truk Pertamina