Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Istri Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Pertanyakan Kronologi Hilangnya Sang Suami yang Tidak Sinkron

Kanit Resmob Polres Teluk Bintuni mengaku melihat Tomi berada di tengah sungai kemudian hanyut. Namun Kapolres bilang Tomi tergelincir dari kapal.

28 Maret 2025 | 15.00 WIB

Istri Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni saat dijumpai TEMPO di bilangan Bintaro, Kota Tangerang Selatan, Banten 22 Maret 2025. Tempo/Muhammad Iqbal
Perbesar
Istri Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni saat dijumpai TEMPO di bilangan Bintaro, Kota Tangerang Selatan, Banten 22 Maret 2025. Tempo/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang - Setelah Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Teluk Bintuni Papua Barat Inspektur Satu Tomi Samuel Marbun dinyatakan hilang, Ria Tarigan melihat terdapat banyak kejanggalan. Ria merasa kronologi hilangnya suaminya tidak masuk akal. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kemudian ada versi, suami saya tergelincir. Asumsi saya kalau jalan di pinggir sungai, ini kan jalan satu-satu gitu, masa teman depan dan belakangnya enggak ada yang lihat atau berikan pertolongan. Tapi ya dibilang belum jelas nanti akan dicari lagi," kata dia kepada Tempo pada Sabtu, 22 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bukan hanya Wakapolres, kata dia, istri Kapolres Teluk Bintuni menghubunginya. Saat itu, Ria berinisiatif untuk meminta bantuan helikopter kepada istri Kapolres untuk mencari suaminya. 

"Saat itu saya dikasih semangat dan saya minta tolong diberikan helikopter dan drone, dan disanggupi. Sampai sore tidak ada informasi lain," ujarnya. Ria pun berinisiatif menghubungi ipar dan saudaranya. "Saya minta tolong dicarikan helikopter," kata dia. 

Pada 18 Desember, Ria mengaku mendapat informasi jika pasukan yang mengikuti operasi tersebut telah kembali ke posko. Dia berharap bisa mendapat informasi langsung dari pasukan yang mengikuti operasi. 

"Lagi-lagi saya disambungkan ke Bapak Kapolres, dan di situ beliau bilang kalau suami saya tergelincir dari long boat sendiri. Hanya saja tidak masuk akal karena memang enggak mungkin suami saya sendiri di long boat," ujarnya.

Dia pun meneruskan informasi dari Kapolres Bintuni kepada keluarga besarnya. Sehari berselang, kata Ria, pasukan gabungan mencari Tomi. Bukan cuma pasukan gabungan, Ria dan keluarga turut serta mencari Tomi dengan menyewa pesawat menggunakan uang pribadi. "Saat itu dari pesawat, saya tidak dapat lihat apa-apa lalu kembali ke Bandara Bintuni, ternyata itu titik kumpul," ujarnya. 

Selang beberapa hari, Ria menerima telepon dari salah satu anggota tim Tomi, Ronald, yang menceritakan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni itu hanyut. Sebab, Tomi merupakan orang pertama yang menyeberang dan ketika sudah tiba memberikan tanda silang sebagai pertanda arusnya kencang. Berdasarkan cerita Ronald yang merupakan Kepala Unit Resmob itu, kata Ria, Tomi berjalan sekitar 20 meter ke dalam hutan yang kemudian terdengar suara teriakan.

Kepada Ria, Roland mengaku sempat melihat Tomi yang sudah berada di tengah sungai. "Katanya dia sempat memberikan pertolongan, tapi mukanya ketumbuk kayu. Jadi dia tidak bisa menggapai suami saya dan dia lihat suami saya tersapu air dan kemudian hilang," ujar Ria menceritakan kronologi versi Ronald. 

Berbagai informasi selalu diterima Ria Tarigan mengenai sang suami. Namun dia merasa heran tidak ada satu pun yang dapat menjelaskan kronologi pasti yang menimpa Tomi. 

Ketika rapat dengar pendapat di DPR, Ria kecewa atas pernyataan Kapolres yang tidak mengaku telah menginformasikan hilangnya Tomi kepadanya. "Dia Kapolres, dia itu harus bisa mempertanggungjawabkan informasinya yang disampaikan ke keluarga karena harusnya A1 kan," ujarnya. 

Hingga saat ini, Ria masih resah memikirkan keberadaan Tomi. Dia berharap masih ada keajaiban untuk ayah dari anaknya itu.

Dia menyatakan akan terus berjuang meskipun tidak medapat dukungan dari pihak mana pun. "Sampai saya berani untuk viralkan, enggak ada pernyataan resmi dari Pak Kapolres. Ini janggal, jadi selama tiga bulan itu saya cari sendiri, berjuang sendiri karena tidak ada kejelasan dari kedinasan," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Teluk Bintuni Inspektur Satu Tomi Samuel Marbun hilang saat operasi memburu pentolan TPNPB OPM Marthen Aikingging. Tomi disebut hanyut di sungai dalam operasi itu pada 15 Desember 2025.

Adapun TPNPB OPM menyatakan Marthen dibuang ke rawa oleh pasukan TNI-Polri pada 18 Desember 2024. Namun jenazah Marthen baru diangkat tiga hari kemudian. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus