Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Johan Budi Sapto Pribowo masuk dalam daftar 20 kandidat yang lolos tahapan profile assessment calon pimpinan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (capim KPK).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengumuman hasil penilaian profil seleksi capim KPK disampaikan oleh Ketua Panita Seleksi Yusuf Ateh di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tahapan profile assessment capim dan cadewas KPK telah dilaksanakan pada 28-29 Agustus 2024, yang diikuti oleh masing-masing 40 orang," kata Ateh di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta pada Rabu, 11 September 2024.
Ia mengatakan, hasil seleksi ini didapat berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh penyedia jasa assessment PT ARA Indonesia, suatu jasa layanan konsultan.
Selain itu, kata Ateh, penilaian juga dilakukan berdasarkan hasil evaluasi Pansel KPK terhadap masukan dari instansi negara dan masyarakat.
Adapun kandidat yang lolos tahap selanjutnya akan menjalani tes wawancara dan tes kesehatan jasmani-rohani. Detail pelaksanaan tes lanjutan capim KPK itu bakal diumumkan pada Kamis, 12 September 2024.
Rekam jejak Johan Budi
Melansir Tempo, Johan Budi pernah menjadi bagian dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi di Lembaga Minyak dan Gas Bumi pada 1992 hingga 1996.
Sejak 1994 hingga 2005, Johan menekuni kariernya sebagai sebagai jurnalis. Johan pernah menjadi Kolumnis Harian Media Indonesia dari 1994 hingga 1999. Dia juga merupakan reporter dan editor Forum Keadilan dari 1995 hingga 2000.
Kemudian, pada 2000 hingga 2005, Johan bekerja di Tempo. Selepas dari Tempo, Johan Budi tidak lagi berkarier sebagai jurnalis.
Sebelumnya, di bidang jurnalistik, Johan pernah menjalani kursus Public Relations dan Jurnalistik di Mahkamah Agung pada 1977 dan kursus Jurnalistik dan Public Relations Universitas Indonesia pada 1988.
Dia juga sempat mengambil kursus Jurnalistik Cetak dan Televisi di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT) & ABC News Melbourne, Australia pada 2002.
Johan memulai kariernya Direktorat Pendidikan dan Layanan Masyarakat KPK pada 2005. Dia kemudian menjabat sebagai Kepala Biro Hubungan Masyarakat KPK pada 2009 sebagai juru bicara.
Johan telah menjadi Juru Bicara KPK sejak 2006, tiga tahun setelah KPK didirikan pada Desember 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.
Dia juga pernah menjabat sebagai Juru Bicara dan Direktur Pendidikan dan Layanan Masyarakat KPK pada 2008-2009. Pada 2009 Johan menjabat sebagai Kepala Biro Humas KPK.
Selain itu, Johan pernah menjadi Pelaksana Tugas atau Plt pimpinan KPK pada 2015. Saat itu Johan menggantikan Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang diberhentikan lantaran keduanya menyandang status sebagai tersangka.
Dia juga pernah menjadi Deputi Pencegahan KPK hingga Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK.
Pada 12 Januari 2016, Johan ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menjadi Staf Khusus Presiden. Pemilihan Johan sebagai Staf Khusus Presiden, karena pengalamannya.
Penunjukan Johan membuat Jokowi memiliki empat staf khusus. Tiga orang lain yang menjabat sebagai staf khusus, yaitu Ari Dwipayana, Sukardi Rinakit, dan Lenis Kogoya.
Johan masuk ke dunia politik dan ikut pesta Pemilihan Legislatif pada 2019, dengan bergabung menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. Karena melanjutkan kariernya sebagai anggota DPR, saat itu Johan mengundurkan diri sebagai Staf Khusus Presiden.
NOVALI PANJI NUGROHO | HENDRIK KHOIRUL | SUKMA KAMTHI | DEFARA DHANYA PARAMITHA