Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Lolos tanpa Menjebol Atap

5 April 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GUNAWAN Santosa benar-benar licin. Ketika sudah dibekuk polisi dan tengah dirawat di rumah sakit, ia masih berusaha kabur lagi. Padahal baru sekitar 15 menit borgol di lengannya dirapatkan. Mengetahui sang terdakwa hendak lari, buru-buru tujuh penjaga menghambur masuk ke ruang perawatan tahanan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta.

Saat dicengkeram tangan-tangan kekar petugas, Gunawan meronta-ronta. Dalam sekejap, tiga borgol terpasang di tangan kanan dan sepasang di kakinya. Adapun di lengan kirinya masih tertancap jarum infus.

Peristiwa itu terjadi kurang dari 12 jam sejak upaya pelarian Gunawan Santosa Selasa pekan lalu. Hari itu dia berniat kabur kalau saja tidak jatuh pingsan saat meloncat dari mobil tahanan. Bagaimana tubuh lemas yang baru ditembus peluru itu bisa melepas borgol? "Mungkin licin," kilah seorang penjaga.

Kelihaian Gunawan telah dibuktikan sebelumnya. Otak pembunuhan bos Grup Asaba, Boedyharto Angsono, ini pernah lari dari Lembaga Pemasyarakatan Kuningan di Jawa Barat, Januari tahun lalu. Saat itu dia sedang menjalani hukuman dua setengah tahun dalam kasus penggelapan duit dan pemalsuan akta jual-beli tanah, perkara yang diajukan oleh Boedyharto yang juga mertuanya sendiri.

Sel Gunawan diketahui kosong pada 15 Januari 2003. Kabar resmi menyebut Gunawan menjebol atap ruang tahanan. Dia melewati tembok belakang dengan memanjat tumpukan bahan bangunan.

Namun, menurut sejumlah saksi, ia sengaja dilarikan orang dalam. Bahkan, pagi sebelum lolos, seorang saksi melihat Gunawan menemui kepala penjara, Imam Tauhid. Entah apa yang mereka bicarakan, namun setelah itu Gunawan tidak pernah kembali ke selnya.

Kesaksian itu dikuatkan seorang pedagang di sekitar penjara Kuningan. Selama tiga hari sebelum Gunawan lolos, dia melihat mobil BMW selalu nangkring di depan halaman penjara. "Ketika saya tanya, ternyata mobil itu milik salah seorang narapidana Cina," kata pedagang itu. Pada hari keempat, mobil BMW itu kembali muncul. Beberapa saat kemudian seorang narapidana keluar dari pintu depan penjara dan langsung menuju mobil tersebut lalu pergi dan tak pernah kembali.

Lain lagi versi Gunawan yang disampaikan kepada polisi saat ditangkap pada September tahun lalu. Dia mengaku menemui kepala penjara dan minta dipindahkan ke LP Nusakambangan. Permintaan itu ditolak. Nah, ketika kembali ke sel, dia tidak dikawal sipir. Saat itulah dia keluar dari penjara lalu mencegat angkutan kota dan kemudian naik bus ke Jakarta.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kuningan, Djoko Hikmat Hadi, mengakui kaburnya Gunawan merupakan tanggung jawab pihak Lembaga Pemasyarakatan. "Karena kecerobohan pejabat yang lama, Gunawan bisa kabur dari sini," kata Djoko, yang baru empat bulan bertugas. Djoko menggantikan posisi Imam Tauhid yang kini pensiun.

Agung Rulianto, Ivansyah (Kuningan)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus