Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Rapi tapi palsu

Ratusan paspor dinas palsu disita. Ada yang digunakan untuk menyelundupkan narkotik. Para tersangka pemalsu sudah ditangkap. Mulai terungkap dari kedubes RI di Kairo. (krim)

2 Februari 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK hanya KTP, paspor pun ternyata bisa dipalsu. Kapolda Jakarta, Mayor Jenderal Soedarmadji, pekan lalu mengatakan telah menyita 300 paspor dinas "aspal": asli tapi palsu. Si pemegang rupanya tak hanya sekadar ingin gagah-gagahan supaya disebut "orang pemerintah", dan mendapat kelonggaran pemeriksaan petugas pabean. "Pemegang paspor palsu itu ada yang menggunakannya untuk menyelundupkan heroin ke Australia," tutur Soedarmadji kepada para wartawan. Heroin yang coba diselundupkan tiga warga negara RI itu cukup banyak: lima kilogram. Ini mungkin penyelundupan narkotik terbesar yang pernah dilakukan orang Indonesia di luar negeri. Lima tersangka pemalsu kini telah ditangkap. Seorang di antaranya karyawan Departemen Perdagangan, yang langsung dipecat. Menurut Letlol Usman Ibrahim, kepala Dit Serse Polda Jakarta, pemalsuan paling tidak sudah berlangsung sejak 1978. Yang diduga sebagai otaknya adalah seorang karyawan sebuah biro perjalanan. Pemalsuan dilakukan dengan sangat rapi. Yang dipalsukan adalah paspor dinas yang pernah diberikan kepada seseorang - pejabat pemerintah atau orang nonpemerintah yang mendapat tugas kenegaraan. Paspor model itu cukup diminati, karena pemegangnya bisa mendapat perlakuan khusus di negeri orang. Paspor dinas yang sudah dipakai, terutama oleh kalangan nonpemerintah, mestinya segera dikembalikan. Tapi orang cenderung menyimpannya sebagai kenang-kenangan. Dan paspor semacam itulah yang kemudian jatuh ke tangan pemalsu. Mereka segera menyulapnya. Foto pemilik lama diganti dengan foto pemesan. Menurut Harjono Nimpuno, Irjen Departemen Luar Negeri, kecurigaan ada paspor palsu itu bermula sekitar April tahun lalu. Ketika itu, kedubes RI di Kairo ditanya oleh pemerintah Mesir tentang paspor-paspor Indonesia yang dimintakan visa di sana untuk ke Arab Saudi. Sewaktu diadakan pengecekan, nama yang tercantum di paspor-paspor itu ternyata berbeda dengan yang tercatat di Departemen Luar Negeri. Penyidikan lebih lanjut segera dilakukan. Mulanya oleh Opstibpus, kemudian dilanjutkan polisi. Harjono tak menutup kemungkinan, jumlah paspor yang dipalsukan sebenarnya jauh lebih banyak. "Jumlahnya akan terus berkembang," katanya. Toh ia tak kelewat heran. Di negara lain pun banyak pemalsuan terjadi. "Pemalsuan paspor sudah bersifat internasional," kata Harjono kepada TEMPO.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus