Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Berita Tempo Plus

Sambil menyelam mencuri aluminium

Ikhwan dan kawan-kawan mencuri aluminium batangan, pelindung besi dermaga dari karat di pelabuhan semarang. oleh ikwan logam itu dilego dengan harga murah.

30 Januari 1993 | 00.00 WIB

Sambil menyelam mencuri aluminium
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENCURI biasanya tidak memilih tempat untuk beraksi. Kalau perlu, laut pun diselaminya. Dan inilah yang dilakukan Ikhwan bersama tiga temannya. Mereka, menurut hasil pemeriksaan polisi, menggergaji aluminium antikarat (alumunium alloy anoda) untuk melindungi dermaga pelabuhan Tanjungmas di Semarang. Hilangnya logam penangkal karat tersebut semula tidak diketahui petugas pelabuhan karena batangan itu ditanam dalam laut. Dan itu baru terbongkar setelah pihak Perum Pelabuhan III Semarang mendapat laporan dari beberapa nelayan yang melihat aluminium batangan itu ditarik Ikhwan dan kawan-kawannya dari dalam laut. Dari hasil pengecekan, ternyata 626 batang aluminium yang hilang dari tempatnya. Petugas dari Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Semarang segera mengusut kehilangan tadi. Jumat dini hari dua pekan lalu polisi berhasil meringkus Ikhwan. Bapak enam anak yang sehari-hari nelayan ini ditangkap ketika sedang mengobrol di terminal bus Kudus. Dari rumah Ikhwan polisi berhasil menyita barang bukti berupa perahu dan gergaji besi. Selain Ikhwan, tidak berapa lama kemudian ditangkap pula dua penadah barang curian tersebut. Dari tempat penadah, polisi menyita 166 batang aluminium utuh dan beberapa batang yang sudah dilebur. Dalam pengakuannya kepada polisi, Ikhwan mengatakan pencurian bersama tiga temannya yang kini masih jadi buron Poltabes Semarang itu dilakukannya sejak Oktober tahun lalu. ''Kami melakukannya karena terpengaruh kelompok pencuri sebelumnya,'' kata lelaki berusia 37 tahun ini kepada TEMPO. Dalam aksinya, menurut pengakuan Ikhwan, mereka berpura-pura sedang menangkap ikan. Mereka biasanya beroperasi pada siang hari dengan menumpang sebuah perahu. Setelah merapat di tepi dam, dua orang menyelam ke dasar laut. Dengan menggunakan gergaji besi, mereka memotong batang aluminium yang lengket dengan besi baja pemancang dam. Tampaknya mereka penyelam berbakat alam yang andal. Tanpa alat bantu pernapasan, mereka menyelam sambil mengayunkan gergajinya, sehingga dapat memutuskan batang aluminium setebal 30 sentimeter itu. Kemudian alumunium batangan itu mereka angkat ke perahu. Setelah terkumpul barulah mereka luncurkan menuju tepi sungai yang jaraknya sekitar dua kilometer dari dam tersebut. Menurut pengakuan Ikhwan, ada 183 batang aluminium seberat 13,8 ton yang sudah dibabatnya. Setelah itu aluminium batangan tadi diangkut dengan truk. Setiap kilogram aluminium laku dijual Rp 1.000. ''Saya kebagian Rp 1,7 juta dalam operasi itu. Hasil pencurian itu sudah habis saya pakai untuk membeli sepeda motor,'' kata Ikhwan. Aluminium batangan itu oleh penadahnya kemudian dilebur dan dicetak menjadi bentuk batangan kecil. Setelah itu barulah dijual kepada para perajin industri rumah tangga. Menurut Kapoltabes Semarang Letnan Kolonel Didi Widayadi, barang- barang yang dicuri itu diimpor dari Jepang. Harganya tiap batang mencapai Rp 1,7 juta. Jika dihitung dengan biaya pemasangan harganya menjadi Rp 1,9 juta per batang. Tapi oleh pencurinya cuma dijual Rp 100 ribu per batang atau Rp 1.000 per kilogram. Jelas, menjadi rebutan penadah. Ikhwan dan komplotannya tidak dituduh subversi atau melakukan sabotase. ''Tindakan mereka kriminalitas murni,'' kata Letnan Kolonel Didi Widayadi. Dan akan halnya ada pelaku yang belum tertangkap, tambah Didi, ''Optimistis mereka itu bisa segera diringkus.'' Pencurian di dam pelabuhan Semarang itu bukan yang pertama terjadi. Sebelumnya terjadi tahun 1990, ketika itu sebanyak 433 batang alumunium alloy anoda hilang. Petugas juga berhasil menangkap para pelakunya, tapi barang bukti hanya tiga batang aluminium yang dapat disita. Menurut Kepala Cabang Perum Pelabuhan III Tanjungmas Semarang, Chalid Tahir, akibat pencurian itu kerugian material diperkirakan Rp 500 juta. Dilihat dari nilainya memang tidak terlalu besar. Namun lain kalau dilihat fungsinya. Peralatan penahan gelombang dari aluminium itu dipakai untuk memperpanjang usia besi-besi pancang dam pelabuhan dari proses dimakan karat. Tiap batang aluminium itu beratnya satu kuintal. Dipasang di tempat tersebut sejak tahun 1982, dengan kedalamannya rata-rata tiga meter. Logam itu dilas pada besi baja pemancang dam darmaga. Dam yang berfungsi sebagai penahan gelombang itu panjangnya lima kilometer. Setiap besi penyangganya disambung dengan 4.500 batang aluminium. Dengan dipasangnya aluminium ini usia dermaga diharapkan bertahan sekitar 50 tahun. Kalau tanpa aluminium dermaga itu diperkirakan bertahan 25 tahun karena besi yang ditanam di dasar laut mudah berkarat. Gatot Triyanto dan Bandelan Amarudin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus